Syafriwadi 40 warga Kenagarian Cerocok Anau Kecamatan Koto XI Tarusan hanyalah tamatan sekolah dasar, tetapi karena pengabdiannya bersama dengan kelompoknya melakukan pengawasan terhadap keselamatan habitat laut yang ada di kawasan laut yang ada didaerahnya mengantarkannya meraih pengharga Adi Bakti Mina Bahari dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) peringkat 1 bagian pengawasan tingkat provinsi Sumbar dan juara ketiga tingkat Nasional.
Penghargaan itu tidak begitu saja diraihnya, banyak tantangan yang harus dilewatinya guna menyelamatkan habitat laut dari kerusakan dan kepunahan. Dia menceritakan. Sebagai ketua kelompok Cinta Bahari yang beranggotakan 10 orang selalu melakukan pengawasan disepanjang pantai di kawasan Mandeh mengantisipasi agar masyarakat tidak lagi melakukan kerusakan terhadap habitan laut seperti menebang mangove ,terumbu karang atau kawasan hutan disepanjang pantai.
Keinginan melakukan pengawasan ini disebabkan hasil tangkapan nelayan yang semakin hari semakin sedikit karena terumbu karang ataupun prilaku beberapa orang yang merusdak habitat laut .
"Pada awalnya kegiatan yang dilakukan oleh kelompok ini banyak sekali mendapatkan tantangan dari masyarakat, karena mereka menilai perbuatan kita ini adalah perbuatan yang merugikan mereka, bahkan kita pernah berurusan sampai keranah hukum akibat perlawanan warga tersebut," ujar pria kelahiran 20 oktoberv1974 ini.
Tetapi kelompok ini tidak patah semangat ,dengan dukungan dan semangat ingin menyelamatkan habitat laut dari kepunahan maka perlahan tapi pasti pendekatan terus dilakukan kepada warga yang melakukan kerusakan tersebut. Dengan sering memberikan sosialisasi dan pendekatan secara induvidu dan memberikan pengarahan kepada mereka kalau perbuatan mereka itu merusak habitat laut.
Serta merta itu tidak mudah, perlawanan demi pelawanan timbul, tapi pelahan berbagai program kegiatan yang ada mereka yang melakukan pengrusakan selalu diikutikan maka kebiasan warga itu mulai berangsur angsur beralih. "Kita bisa lihat warga yang melakukan kerusakan terumbu karang semakin sedikit ,kendati begitu kita akan terus melakukan pengawasan terhadap itu semua," ujarnya lagi.
Dan sekarang ini kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh kelompok ini di fasilitasi oleh Dinas Kelautan Perikanan Pessel, dengan memberikan bantuan kepada anggota kelompok berupa jaring, mesin robit untuk melakukan penangkap ikan dan speed boat yang digunakan untuk melaklukan pengawasan setiap harinya. Tujuan perberian pasilitasi ini agar kelompok bisa juga beraktifitas memenuhi kebutuhan keluarganya dan tetap melakukan pengawasan.
Bahkan sekarang Syafriwadi suami dari Yeni Depita ini setiap bulannya sekarang menerima honor sekitar Rp 1,5 juta dari DKP untuk melakukan pengawasan terhadap kawasan pantai dari tangan tangan jahil yang ingin terus melakukan pengrusakan .
Dan kini kesadaran masyarakat juga semakin meningkat , kesadaran itu tidak saja dilihat dari kawasan pantai dan habitat laut yang tidak lagi rusak, juga bisa dilihat pemukiman disepanjang kawasan pantai , warga memiliki kesadaran tidak lagi membuang sampah kelaut yang mengotori kawasan pantai.
"Kita sangat bersyukur kesadaran masyarakat sekarang ini sudah semakin besar untuk menjaga laut sebagai potensi yang harus selalu dijaga atau dirawat, sebab dilaut itu sumber ekonomi keluarga mereka,Saya sangat berterimakasih atas arahan dan bantuan Dinas Perikanan Pessel , sehingga bisa menjadi salah satu penerima penghargaan ini," ucap
Kasi Pengelolaan dan Pelestarian Ekosistem dan Lingkungan Perairan di Dinas Kelautan Perikanan Darpius mengungkapkan penghargaan ini bukan hanya menjadi kebanggaan Kelompok Masyarakat Cinta Bahari , namun menjadi kebanggaan Pemkab Pessel.
"Penghargaan yang diberikan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI ini juga menjadi motivasi bagi seluruh masyarakat pelaku usaha perikanan di Pessel untuk lebih aktif dan produktif,dan selalu melakukan pengawasan terhadap kelestarian habitat laut" ucapnya.
Ia mengungkapkan, penghargaan itu berkat pembinaan yang panjang dan keseriusan anggota Kelompok Cinta Bahari dalam melakukan pengawasan secara optimal yang ramah lingkungan .Selain itu, Pemkab Pessel juga memfasilitasi para nelayan untuk aktif dan produktif dengan melakukan bantuan sarana prasarana penangkapan ikan berupa kapal perikanan dengan alat tangkapnya. Juga dengan melaksanakan pendampingan pemberdayaan masyarakat baik melalui penyuluhan, pelatihan dan juga silaturrahmi temu teknis nelayan secara berkala.(Elfi Mahyuni)