Pemantauan Penyakit Jembrana: Langkah Strategis Menuju Nagari Sehat di Pesisir Selatan

13 Nov 2025 24 x Dibaca

Oleh: Yendi, S.Sosl

Kasus Penyakit Jembrana (JD) pada sapi Bali yang dilaporkan di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) menjadi perhatian serius pemerintah daerah dan instansi terkait. Untuk memastikan penanganan yang tepat dan berbasis ilmiah, dilakukan kegiatan Pemantauan Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) melalui pengambilan sampel serum darah sapi Bali di wilayah padat peternakan, seperti Kecamatan Pancung Soal dan Air Pura.
Kegiatan pemantauan ini merupakan bagian dari strategi pengendalian penyakit hewan yang terintegrasi, sejalan dengan Program Unggulan (Progul) Nagari Kanyang dan Nagari Sehat 2025–2030. Kedua program ini menekankan pentingnya kesehatan lingkungan dan ketahanan pangan berbasis nagari, termasuk melalui pengelolaan ternak yang sehat, aman, dan produktif.
Pendekatan Ilmiah dalam Pengendalian Penyakit
Dari sisi teknis, kegiatan ini mencakup pengukuran titer antibodi terhadap JD menggunakan metode Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Analisis laboratorium ini memungkinkan pemetaan status kekebalan ternak secara akurat, sekaligus menjadi dasar bagi langkah pengendalian berikutnya, termasuk deteksi antigen virus melalui metode PCR (Polymerase Chain Reaction).
Upaya pengendalian penyakit JD bukan hanya sekadar intervensi teknis, tetapi juga bagian dari peningkatan kapasitas nagari dalam menjaga kesehatan hewan dan manusia. Dengan demikian, kegiatan ini mendukung visi nagari sebagai unit terkecil pembangunan kesehatan yang mandiri dan adaptif. Dalam prosesnya, kader dan aparat nagari turut berperan aktif dalam pengawasan, pelaporan, serta edukasi kepada peternak agar memahami prinsip biosekuriti dan pencegahan penyakit.
Menjamin Kesehatan dan Keamanan Distribusi Ternak
Pemantauan HPHK juga berfungsi sebagai instrumen penting untuk memastikan keamanan rantai distribusi ternak. Setiap sapi Bali yang dilalulintaskan harus dilengkapi dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dan Sertifikat Veteriner (SV) sebagai bukti legalitas dan jaminan kesehatan. Langkah ini sejalan dengan tujuan Progul Nagari Sehat, yakni menjadikan nagari sebagai pusat pengelolaan sumber daya alam dan ketahanan pangan yang aman bagi masyarakat.
Selain aspek kesehatan, kegiatan ini juga menekankan pentingnya pemanfaatan sistem informasi digital dalam pengawasan ternak. Semua dokumen kesehatan hewan diinput ke dalam platform online, sehingga setiap tahapan pengendalian dapat dipantau secara real-time dan transparan. Pendekatan berbasis data ini memperkuat tata kelola pembangunan nagari yang modern dan akuntabel.
Data Sebagai Dasar Kebijakan Kesehatan Hewan
Berbagai kajian ilmiah menunjukkan bahwa pemantauan penyakit dan vaksinasi secara berkala dapat menurunkan risiko wabah hingga 70 persen. Oleh karena itu, pengambilan serum dan uji PCR bukan hanya berfungsi sebagai deteksi dini, tetapi juga menjadi alat pencegahan strategis dalam mendukung ketahanan pangan lokal.
Melalui Progul Nagari Kanyang, peternak lokal diberdayakan sebagai pengelola sumber daya hewan yang berkelanjutan. Pemantauan JD menjadi sarana pembinaan bagi peternak agar memahami standar biosekuriti, vaksinasi, serta praktik kesehatan hewan yang sesuai dengan prinsip kesejahteraan ternak (animal welfare).
Keterkaitan Kesehatan Hewan dan Kesehatan Manusia
Kegiatan ini juga menumbuhkan kesadaran masyarakat akan hubungan erat antara kesehatan hewan, manusia, dan lingkungan. Walaupun JD bukan penyakit zoonosis, penyakit ini menjadi indikator penting bagi kesehatan ekosistem peternakan. Pengelolaan yang baik akan membantu nagari mengurangi risiko penyakit yang berpotensi mengganggu ekonomi keluarga peternak dan stabilitas pangan daerah.
Sinergi Lintas Sektor Menuju Nagari Sehat
Kolaborasi lintas instansi — mulai dari Balai Karantina, Dinas Pertanian, tenaga kesehatan hewan, hingga aparat nagari — menunjukkan model integrasi yang efektif dalam pelaksanaan Progul Nagari Sehat. Sinergi ini memperkuat sistem pemantauan penyakit hewan yang berbasis komunitas, adaptif, dan terukur secara ilmiah.
Langkah pengambilan sampel dan pengujian laboratorium menjadi dasar penyusunan kebijakan vaksinasi yang tepat sasaran. Data titer antibodi dan hasil PCR membantu pemerintah nagari menentukan prioritas vaksinasi, mengatur lalu lintas ternak, dan melakukan edukasi kepada peternak secara sistematis dan berkelanjutan.
Membangun Nagari yang Sehat dan Tangguh
Selain manfaat kesehatan dan ekonomi, pendekatan ini mendukung pembangunan nagari yang resilient dan berdaya saing. Dengan sistem pengawasan berbasis bukti serta keterlibatan aktif masyarakat, nagari mampu menghadapi ancaman p hewan di masa depan, memperkuat ketahanan pangan lokal, dan berkontribusi terhadap capaian Nagari Sehat 2025–2030.

Pemantauan penyakit Jembrana di Pesisir Selatan bukan sekadar kegiatan teknis, tetapi bagian dari visi besar pembangunan nagari yang sehat, mandiri, dan produktif. Integrasi antara kajian ilmiah, pemberdayaan peternak, dan penguatan regulasi menjadikan nagari sebagai laboratorium kecil ketahanan pangan dan kesehatan yang dapat direplikasi di wilayah lain.<!--/data/user/0/com.samsung.android.app.notes/files/clipdata/clipdata_bodytext_251113_234516_182.sdocx-->

Penulis: Yendi, S.Sos
Berikan Reaksi Anda:

Komentar

Belum ada komentar.

Share :

Kategori

Please enter your name.
Please enter a valid email.
Please write a comment.