Studi Komparative Pada Libur Lebaran

21 Jun 2018 650 x Dibaca

Sesekali menikmati libur panjang bersama keluarga, mengelilingi Sumatera Barat. Melihat-lihat pembangunan di daerah tetangga: Outward Looking, sambil mengambil hikmah dari pembangunan yang telah dilakukan selama ini. Bermula di hari ke dua setelah menikmati sejenak Pantai Carocok yang teramat indah, dengan riak ombak dan desauan angin sepoi yang tak pernah henti. Hanya ada satu kesimpulan: Pantai Carocok memang luar biasa. Kehadiran beragam mobil ber-plat luar daerah men-indikasikan, Carocok telah menjadi milik semua.

Terus ke pantai sago dengan pasir putihnya yang memanjang, dan dentuman gelombangnya yang terasa, namun berhenti berkat kesabaran pasir yang menghadang, dan tidak berbahaya. Masih bisa untuk sekedar mandi-mandi di laut bagi siapa saja yang pandai berenang. Tidak ada batu karang yang membahayakan.

Berjalan ke arah Padang mampir di Kawasan Mandeh. Menikmati keindahan luar biasa yang ditarok di Bumi oleh Tuhan, di titik tengah garis khatulistiwa: Sorga Tersembunyi. Bisa berenang, menyelam, mengapung, bersantai ria di pulau-pulau yang dihamparkan Tuhan untuk dinikmati oleh siapa saja. Indah sekali. Air lautnya tenang seperti tak ada riak, bahkan lebih tenang dari riaknya Danau Maninjau. Menenangkan batin yang sedang gundah. Menenteramkan jiwa yang sedang gelisah. Mendorong otak berpikiran positif. 

Semua jalan menuju daerah wisata di Pesisir Selatan sudah beraspal mulus. Tak ada lagi jalan berlubang yang membuat pengunjung kesal. Hanya ada antrian akibat ramainya pengunjung.  Social Overhead capital sudah disediakan dan diperbaiki pemerintah selama 2 tahun terakhir.   Makanya jangan heran, pertumbuhan ekonomi mendekati 6% karena investasi makin efisien, dan angka ICOR makin kecil.

Semua destinasi wisata, baik lokal maupun yang sudah dikenal oleh daerah tetangga dapat dilalui dengan jalan yang mulus. Mulai dari Simbungo di daerah paling hujung, yang banyak dinikmati oleh pengunjung dari Bengkulu, Ranah Empat Hulu, Pantai Sumedang, Pantai Putih Kambang, Pantai Lumbung baruak, Pantai carocok, Bayang Sani, Jembatan Akar, dan Kawasan Mandeh.

Agar kita bisa bersyukur, sesekali mari kita lakukan tinjauan  regional-comparative ke daerah tetangga. Maninjau memang bagus, tapi Siapa yang ingin menikmati kawasan sekitar Maninjau, kita akan dihadang jalan yang sempit dan berlubang. Danau yang indah, tidak dapat dinikmati karena aktivitas budidaya perikanan yang berlebihan. Bau, anyir, sehingga menimbulkan suasana yang tidak menyegarkan: Not Fresh.

Terus melewati kelok sembilan menuju Bukittinggi yang sumpek dengan kemacetan karena konurbasi kota yang tidak diiringi oleh regulasi yang baik: Circular of Caustion. Hanya ada pasar dan kedai-kedai. Ke-istimewaan Bukuitinggi adalah hawanya yang sejuk di malam hari dan citranya sebagai bagian dari sejarah republik. Untuk anak-anak bersuka ria, hampir tidak ada ruang: City not smile for children’s. Di Carocok dan mandeh anak-anak dapat bersuka ria menikmati semua permainan laut yang tersedia: the paradise for all.

Jika anda melanjutkan perjalanan ke Lembah Arau di Limapuluh kota, maka kita siap siap melalui jalan sempit berlubang-lubang: Social Overhead Capital is bad. . Kita harus sangat hati-hati agar tidak terperosok ke lubang yang dalam. Antri panjang karena jalan sempit, dan pulangnya mobil anda akan dipenuhi kotoran lumpur. Berbeda jalan yang dilalui ke Carocok, kita akan melalui jalan masuk yang berbeda dengan jalan keluar. Semua aspal hot-mix   Demikian juga jalan ke Solok Selatan. Jalan-jalan negaranya masih sempit. Jalan nasional kita sudah diperlebar, berkat kegigihan pemerintah daerah memperjuangkan ke pemerintah pusat, dan keseriusan kita dalam melaksanakan pembebasan tanah untuk pelebarannya.

Tanah Datar yang terkenal dengan kawasan wisata budayanya, tidak seperti dulu lagi. Pada libur lebaran hari ke lima. Kami melalui kawasan ini dari arah Payakumbuh masuk di simpang Piladang. Jalannya sempit  dengan tanjakan-tanjakan yang berbahaya.   Tidak seramai dulu lagi. Tidak ada tempat hiburan anak-anak yang menghibur. Kalau pun yang dapat dianggap istimewa adalah tempat kulinernya yang sangat banyak. Sekarang kita tahu, bahwa Pesisir Selatan sudah hebat dari sisi sarana dan prasarana, yang diiringi dengan pemerintahan yang makin competitive.

Bagi kita di Pesisir Selatan, yang hari ini sangat terasa perlu perbaikan dan kesadaran kita semua untuk mendorong lebih baik lagi adalah tempat kuliner yang tidak banyak. Ditambah lagi kurangnya ole-ole yang dapat di bawa pengunjung untuk pulang ke rumah masing-masing.   Barangkali program utama kita ke depan adalah sosialisasi masyarakat untuk menciptakan beragam khas ole-ole Pesisisir Selatan. Wass..

 

Penulis: erizon
Berikan Reaksi Anda:

Komentar

Belum ada komentar.

Share :

Kategori

Please enter your name.
Please enter a valid email.
Please write a comment.