Prihatin Banyak Anak Tak Bisa Mengaji Ahda Syukri Berikan Pelajaran Secara Sukarela

26 May 2014 784 x Dibaca

Siang itu pukul  dua siang, seorang anak laki - laki berpakaian baju koko memasuki sebuah rumah panggung kayu berukuran 4 x 7 meter di pinggiran pantai  di kawasan Cerocok  Kenagarian Anau Cerocok Kecamatan Koto XI Tarusan. Setelah masuk kerumah itu ternyata sudah ada anak anak lainnya sedang bermain satu sama lainnya.Mereka bermain sembari menunggu kedatangan guru untuk mengajarkan mereka mengaji.

Dari depan rumah pangung itu adalah merupakan sebuah warung kecil dan didalamnya  terdiri 2 buah kamar.Satu kamar digunakan untuk kamar tidur dan satunya digunakan sebagai ruangan kelas belajar mengaji.  Ruangan yang digunakan sebagai kelas itu hanya ruangan berukuran 3x4  berlantai papan, tidak ada yang special. hanya ada sebuah white board di dinding kamar itu,sebuah kasur tipis  dan tumpukan Al Quran usang . Tidak ada meja ataupun kursi yang akan digunakan oleh anak anak itu untuk belajar.

Tidak selang beberapa saat seorang laki laki paro baya yang duduk di kursi roda memasuki ruangan tersebut,anak anak yang tadi bercanda dengan temannya duduk rapi dan menghadap kedepan untuk menerima pelajaran baca tulis Al Quran dari lelaki itu.

Lelaki yang bertindak sebagai guru ini adalah Ahda Syukri (41) pendiri Pondok Al-quran  Baroqah. Pondok pendidikan Alquran ini sudah 11 tahun didirikannya ditengah keterbatasannya pisiknya, dia dengan tekun memberikan pelajaran pendidikan agama,baca tulis al quran,pelajaran Hadist  dan budi pekerti dan praktek ibadah lainnya

Dengan hanya berbekal pendidikan agama yang didapatkannya di bangku sekolah dan guru mengajinya suami dari Eli Wahyuni berusaha membagi pengetahuannya itu tanpa meminta sedikitpun pembayaran kepada anak muruidnya tersebut.

Diceritakannya, pada tahun 2002 dia jatuh dari sebuah pohon dan harus rela duduk dikursi roda untuk selamanya karena akibat terjatuh itu dia harus mengalami cacat tubuh permanen.Namun dia tidak terus bersedih sebab dia berpikir hidupnya harus terus berjalan dan tidak harus terpuruk dengan kekurangannya tersebut.

Maka dia memberikan kesempatan kepada anak anak yang berada disekitar rumahnya untuk belajar baca tulis  Al Quran karena dia juga sedikit prihatin didaerah dia tinggal masih banyak anak anak yang sudah besar namun tidakbisa baca tulis Al quran.

Namun ternyata keinginan lelaki itu tidaklah berjalan mulus ,banyak sekali tantangan dan hambatan yang harus dihadapinyam, bahkan tantangan yang besar berasal dari tokoh masyarakat yanhg mengangapi perbuatan lelaki ini menyalahi aturan.

"Mereka berpikir pendidikan baca tulis al Quran  dan pendidikan agama seharusnya di lakukan di Sekolah dan TPS/TPSA yang ada bukan dirumah seperti yang kita lakukan ini," ujarnya

Semua itu tidak berjadi halangan bagi lelaki ini, baginya memberikan pendidikan agama adalah amal ibadahnya. Dia tidak menarik bayarahn kepada muridnya. Sebab untuk kebutuhan dia sehari hari bersama dengan istrinya dia peroleh dari warung miliknya.

"Tidak ada bayaran sedikitpun yang diambil dari murid,kalau hanya untuk kebutuhan sehari hari saya sudah cukup dari penghasilan warung ,sebab harta itu hanya dunia saja,namun ilmu agama adalah bnekal kita ketika mati nantinya," ungkapnya lagi.

Seiring pejalanan waktu  tidak ada lagi anak anak didaerah itu tidak bisa baca tulis Al Quran. Sudah lebih dari 50 orang muridnya menamatkan (Qatam) atau yang mahir baca tulis al Quran, tidak ada metode khusus bagi pria ini dalam memberikan pelajaran, cuma dengan cara lama  yaitu mengaji bersama dengan menuliskan di papan tulis. "Saya dulu mendapatkan pelajaran agama dan mengaji dari dulu  hanya dengan cara ini maka saya juga  berikan kepada anak murid saya," ulasnya lagi.

Dan 3 tahun ini pemerintah berikan kontribusi atas perjuangan lelaki ini dengan memberikan honor sebesar Rp 50 ribu sebulan yang diterimanaya sekitar 4 bulan sekali atau sebesar Rp 200 ribu . Bisa dikatakan bantuan itu sangat kurang sekali jika dilihat dari perjuangan lelaki ini memberikan pendidikan Al quran.Ahda Syukri hanya pasrah dan mensyukuri.

Tapi dia juga risau dengan kelanjutan Pondok Al Quran Baroqah ini sebab dengan kondisi rumahnya yang digunakan sebagai ruangan belajar alquran yang sudah sangat memrihatinkan. lantai rumahnya sudah banyak yang rapuh atap rumahnya yang sudah banyak bocor.Tidak lagi lengkap sarana prasarana pendukung belajar, mulai dari papan tulis yang sudah lapuk, Al Quran yang sudah mulai lusuh dan robek.

"Saya ingin sekali membangun pustaka kecil di sini,namun keinginan itu sampai sekarang tidak pernah terwujud,sebab tidak adanya dana dan pendukung buku buku untuk membangun sebuah pustaka,padahal keberadaan pustaka sangat perlu bagi anak anak agar bisa menambah pengetahuan muridnya," lanjutnya

Sementara itu Camat Kecamatan Koto XI Tarusan Hadi Susilo mengapresiasi dengan tindakan yang dilakukan oleh Ahda Syukri ini sebab tanpa imbalan apapun dia memberikan pendidikan agama dan baca tulis Al Quran kepada anak anak.

"Dari keterbatasan yang sedang dihadapi oleh Ahda Syukri ini,ternyata tidak mematahkan semangatnya untuk memberikan pendidikan agama dan baca tulis al Quran," ujarnya

Dan mengenai keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki lelaki ni , Pemerintah  Kecamatan telah berupayakan ke BAZ untuk memberikan  bantuan rehab kepada rumahnya .

"Proposal untuk memberikan bantuan rehap kerumah Ahda Syukri telah kita masukan ke BAZ Pessel,namun masih ada beberapa syarat syarat yang harus dipenuhi,namun kita berharap bantuan ini bisa segera cair pada tahun 2014 ini mengingat kondisi rumah dan harapan masyarakat agar anak anaknya bisa mendapatkan pelajaran baca tulis agamadari lelaki ini," ungkapnya ( Elfi Mahyuni SH ) 

Penulis: Elfi Mahyuni, S.H
Berikan Reaksi Anda:

Komentar

Belum ada komentar.

Share :

Kategori

Please enter your name.
Please enter a valid email.
Please write a comment.