Pesisir Selatan--Masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Tani (Keltan) Bantayan, Kecamatan Lunang, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), menggelar kegiatan doa Tolak Bala di areal persawahan kelompok tersebut.
Kegiatan yang diglar pada Rabu (29/10/2025) lalu itu merupakan tradisi turun-temurun yang digelar setelah musim tanam padi sebagai ungkapan syukur sekaligus doa agar tanaman mereka terhindar dari hama dan gagal panen.
Kepala Dinas Pertanian Pessel, Madrianto, ketika dihubungi Senin (3/11/2025) menyapiakna apresiasinya terhadap kegiatan yang digagas oleh masyarakat tersebut.
Ia menyebut, doa bersama yang dilakukan para petani bukan sekadar tradisi spiritual, tetapi juga mencerminkan kesadaran kolektif dalam menjaga keberlanjutan sektor pertanian.
"Kegiatan seperti ini memperkuat kebersamaan dan menumbuhkan semangat gotong royong di kalangan petani," ujar Madrianto.
Menurutnya, di tengah tantangan perubahan iklim dan ancaman serangan organisme pengganggu tanaman, upaya spiritual seperti doa tolak bala menjadi bagian dari keseimbangan antara ikhtiar lahir dan batin.
Madrianto menegaskan, pemerintah daerah terus memberikan dukungan teknis agar hasil panen petani semakin meningkat.
"Kami dari Dinas Pertanian akan selalu mendampingi para petani melalui penyuluh di lapangan agar produksi padi tetap optimal," katanya.
Madrianto juga menilai, kegiatan keagamaan yang berpadu dengan kegiatan pertanian semacam ini patut dilestarikan karena memiliki nilai edukatif dan sosial yang tinggi. Ia berharap kegiatan serupa dapat dilakukan di nagari atau kelompok tani lain di Pesisir Selatan.
"Ini bukan hanya doa, tapi bentuk sinergi antara tradisi, keagamaan, dan ilmu pertanian modern," tambahnya.
Dalam kegiatan itu, masyarakat datang membawa berkatan berupa aneka makanan hasil olahan pertanian mereka seperti nasi, lauk pauk, dan jajanan pasar. Usai berdoa, seluruh peserta menikmati hidangan bersama sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT.
Acara doa bersama itu juga dihadiri oleh pimpinan serta penyuluh dari BPP Kecamatan Lunang. Para penyuluh memberikan motivasi dan informasi terkini tentang cara pengendalian hama terpadu serta teknik budidaya padi yang ramah lingkungan.
Usai istighosah dan doa bersama, kegiatan dilanjutkan dengan Rembuk Tani, yakni forum diskusi antara petani dan pemerintah. Dalam forum tersebut, para petani dapat menyampaikan kendala di lapangan, sementara pemerintah memberi masukan serta program pendampingan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Madrianto menambahkan, kegiatan seperti ini sekaligus menjadi sarana memperkuat ketahanan pangan daerah. Dengan meningkatnya kesadaran dan partisipasi petani, ia optimistis hasil pertanian di Lunang akan semakin baik dari tahun ke tahun.
"Semangat kebersamaan ini harus dijaga. Pertanian adalah urat nadi kehidupan masyarakat kita," tegasnya.
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) BPP Lunang juga berkomitmen untuk terus mendampingi para petani dalam setiap tahap produksi, mulai dari penanaman, perawatan, hingga panen. Pendampingan teknis ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen.
Kegiatan doa tolak bala yang berjalan lancar itu diakhiri dengan pesan bersama agar tradisi ini tidak hanya menjadi simbol keagamaan, tetapi juga momentum memperkuat solidaritas sosial dan semangat kerja keras petani. Pemerintah pun berharap kegiatan ini menjadi agenda rutin tahunan di Kecamatan Lunang.
Tradisi doa tolak bala ini diyakini sebagai wujud permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar para petani dijauhkan dari berbagai musibah dan tanaman padi terlindungi dari serangan hama, penyakit, serta cuaca ekstrem.
"Kami berdoa agar hasil panen kali ini lebih baik dan tidak ada gangguan yang menyebabkan gagal panen," ujar Mardis 53, salah seorang anggota kelompok tani.