Markas Tentara Pelajar Saksi Bisu Perjuangan Kaum Muda Sumatera Tengah di Kampuang Akad

18 Aug 2014 1743 x Dibaca

Patut kiranya di hari HUT RI ke 69 ini kaum muda mengenang kembali perjuangan para pelajar di masa mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Seluruh kekuatan rakyat dikerahkan, temasuk kaum terpelajar dan mahasiswa.

Di Pesisir Selatan saksi bisu pergerakkan kaum intelektual masih bisa ditemukan, yakni sebuah bangunan tua yang di sebut Markas Komamando Tentara Pelajar (TP) Sumatera Tengah. Markas itu terletak hampir di hulu Batang Lengayang yakni di Kampung Akad, Nagari Kambang Utara Kecamatan Lengayang.

Salah satu mantan Anggota Tentara Pelajar Rusli Nur (80) menyebutkan, Markas Komando itu memang sengaja di letakkan di Kampuang Akad, tujuannya ketika itu selain untuk soal keamanan juga tempat inilah yang dianggap paling strategis untuk membiat perencanaan dan memobilisasi pasukan.

Disebutkannya Tentara Pelajaradalah suatu kesatuan militer yang ikut mempertahankan kemerdekaan Indonesia dimana para anggotanya dari para pelajar. Terdapat beberapa istilah untuk penyebutan Tentara Pelajar yaitu di Jawa Timur Tentara Republik Indonesi Pelajar (TRIP) , di Jawa Tengah Tentara Pelajar (TP) ,di Jawa Barat Corps Pelajar Siliwangi (CPS). Sementara di Sumatera Tengah juga memakai sebutan Tentara Pelajar. 

Rumah bersejarah bekas Markas Komando Tentara Pelajar (TP) Sumatera Tengah yang terdapat di Kampunga Akad Kambang Lengayang Pesisir Selatan pada HUT RI ke -69 tampakknya tak banyak dikenal orang apalagi rumah itu sudah dalam keadaan rusak. Rumah panggunggung yang dizaman perjuangan kemerdekaan RI digunakan sebagai markas dan mengatur strategi perang gerilya dimasa revolusi fisik tersebut kini kondisinya kian memprihatinkan.

Minggu (17/8) di lokasi markas tersebut, markas tidak lagi terawat bahkan jauh dari kesan bahwa bangunan tersebut merupakan bangunan bersejarah. Meski dihalaman nya berdiri papan plank yang bertuliskan "Markas Komando Tetara Pelajar Sumatera Tengah" namun tidak terlihat kawasan markas mengalami perawatan dan perbaikan.

Mirisnya lagi, separoh dari bangunan tua tersebut telah mengalami kerusakan dan runtuh. Dibagian utara bangunan mulai dari atap hingga dinding telah runtuh.

Berdasarkan keterangan warga, rumah tersebut sempat dihuni masyarakat sehingga bisa dirawat oleh penghuni. "Namun beberpa bulan lalu markas tersebut ditimpa pohon kelapa yang tumbang tepat di bagian tengah rumah. Mujur bagi penghuni selamat," ujar Isal warga Kampung Akad menyebutkan.

Menurut Rusli Nur, cikal bakal berdirinya Tentara Pelajar bermula dari para pelajar yang pada awal kemerdekaan tergabung dalam satu-satunya organisasi pelajar yaitu Ikatan Pelajar Indonesia (IPI). Sewaktu Pemerintah Pusat Republik Indonesia hijrah dari Jakarta ke Yogyakarta, maka Pengurus IPI yang waktu itu diketuai oleh Tatang Machmud ikut pula hijrah ke Yogyakarta.

"Memenuhi tuntutan banyak anggota IPI yang menginginkan agar IPI mempunyai pasukan tempur sendiri, juga supaya pelajar-pelajar yang sudah bergabung dalam pasukan kelaskaran lain yang anggotanya bukan pelajar, maka dibentuklah apa yang waktu itu disebut IPI Bagian Pertahanan yang kemudian berubah nama menjadi Markas Pertahanan Pelajar (MPP) . MPP ini terdiri dari 3 resimen yaitu: Resimen A di Jawa Timur dipimpin oleh Isman, Resimen B di Jawa Tengah dipimpin oleh Soebroto, Resimen C di Jawa Barat dipimpin oleh Mahatma," katanya.

Nama Tentara Pelajar diberikan kepada Bagian Pertahanan IPI setelah melebur jadi Brigade 17 TNI pada tahun 1948 di bawah kendali MBKD. Kesatuan pelajar ini dibagi menjadi 4 Detasemen: I untuk Jawa Timur yang lebih dikenal dengan nama Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) di bawah komando Isman; II di Solo, Semarang dan sekitarnya di bawah komando Achmadi; III di Yogyakarta, Kedu, Banyumas, Pekalongan dan sekitarnya di bawah komando Martono serta Detasemen IV di Cirebon dan Jawa Barat umumnya dengan julukan Tentara Pelajar Siliwangi (TPS) di bawah komando Solichin. Dan satu detasemen khusus teknik bernama Tentara Genie Pelajar (TGP) di bawah komando Hartawan.

Meskipun secara resmi ada pembagian wilayah komando, pergerakan kesatuan pelajar yang hanya ada di Indonesia ini sangat fleksibel. Antara satu dan lain komando wilayah dapat saling mendukung, bertukar wilayah atau bahkan berpindah-pindah kesatuan cukup dengan cara memberitahu markas komando atau komandan kesatuan setempat. Mobilitas kesatuan ini sangat fleksibel karena faktor situasional. Karena status mereka sebenarnya adalah pelajar atau mahasiswa aktif yang sewaktu-waktu negara memanggil untuk berjuang, mereka segera berubah peran sebagai tentara.

Penulis: MsrPd - Administrator
Berikan Reaksi Anda:

Komentar

Belum ada komentar.

Share :

Kategori

Please enter your name.
Please enter a valid email.
Please write a comment.