Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Pesisir Selatan 2017

04 Jun 2018 1132 x Dibaca

Akhir bulan Mei 2018 yang lalu, Kepala BPS (Badan Pusat Statistik) Pesisir Selatan datang ke ruangan saya, memberikan data-data yang berkenaan dengan  informasi tentang perkembangan IPM Pesisir Selatan Tahun 2017. Sesungguhnya, apakah yang dimaksud dengan IPM tersebut ?

Index Pembangunan Manusia (IPM) atau dalam bahasa Ingris disebut  Human Development Index (IDX) merupakan pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara di seluruh dunia. Pada awalnya IPM dikenalkan oleh UNDP/PBB tahun 1990 untuk melihat kemajuan yang dirasakan penduduk dalam capaian perkembangan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Belum tentu suatu negara atau daerah yang pertumbuhan ekonominya tinggi memiliki IPM yang baik. Ada pertumbunan ekonomi yang hanya dinikmati oleh segelintir penduduk saja.

IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses  hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya. Semakin besar nilai IPM semakin meng-indikasikan pembangunan suatu negara atau suatu daerah semakin berhasil. Secara umum rentang nilai IPM dihitung hingga 100.

IPM dibentuk oleh tiga hal mendasar yang berkaitan dengan penduduk, yakni umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh Umur Harapan Hidup. Umur Harapan Hidup merupakan jumlah tahun yang diharapkan dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup. Angka ini meningkat tahun demi tahun. Tahun 2010 Umur Harapan hidup (UHH) baru mencapai 69,23, dan tahun 2017 telah mencapai 70,23. Rata-rata angka UHH meningkat sebesar 0,21 persen tiap tahunnya.

Pengetahuan diukur melalui indikator rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah. Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata lamanya penduduk berusia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Sedangkan harapan lama sekolah merupakan lamanya sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak usia pada umur tertentu di masa mendatang. Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per kapita, yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan daya beli.     

Dengan pelayanan kesehatan yang makin baik di semua tingkat pelayanan (Pustu, Puskesmas, dan RSUD) di berbagai nagari di Pesisir Selatan, bayi baru lahir memiliki peluang hidup hingga umur 70,23 tahun,  yang berarti mengalami peningkatan sekitar 0,12 tahun dibandingkan tahun 2016. Ketersediaan Sekolah yang makin baik, terutama tingkat pendidikan dasar dan menengah pertama, anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 13,06 tahun, meningkat 0,01 tahun dibanding tahun 2016. Berarti anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan mereka hingga lulus diploma.

Demikian juga penduduk berusia 25tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 8,13 tahun, meningkat 0,01 tahun dibanding tahun 2016. Dengan sosialisasi yang makin baik, perbaikan perekonomian yang makin dirasakan penduduk, sehingga kesadaran penduduk untuk bersekolah meningkat. Rata-rata penduduk yang berusia 25 tahun ke atas, telah mampu mencapai tingkat pendidikan hingga bangku kelas tiga Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, atau menjelang Sekolah Lanjutan Atas.

Sementara itu, dalam dua tahun terakhir, dengan berbagai upaya pemerintah meningkatkan perbaikan jala-jalan ke pusat produksi pertanian di nagari-nagari, perbaikan bendung, saluran primer dan sekunder jaringan irigasi, serta pasar-pasar yang makin baik,  pendapatan penduduk terus mengalami peningkatan. Dengan peningkatan pendapatan tentu saja mendorong pengeluaran per kapita. Berdasarkan harga konstan tahun 2012 rata-rata pengeluaran penduduk tahun 2017 telah mencapat sebesar 8,819 juta rupiah atau meningkat 214 ribu rupiah dibandingkan tahun sebelumnya.

Berpedoman dari perkembangan data IPM yang dihitung oleh BPS, berdasarkan data-data tersebut di atas, Indeks Pembangunan Manusia di Pesisir Selatan terus mengalami kemajuan yang berarti dalam dua tahun terakhir, seiring dengan kerja keras Pemerintah Daerah. Pada tahun 2017, IPM Pesisir Selatan telah mencapai 68,74. Angka ini meningkat sebesar 0,35 point dibandingkan dari tahun 2016, yang berarti tumbuh sebesar 0,51%. 

Jika dibandingkan dengan seluruh kabupaten/kota lainnya di Sumatera Barat, angka IPM Pesisir Selatan berada pada posisi tengah. Dari 19 kabupaten kota, kabupaten Pesisir Selatan berada pada posisi 12, namun bila dibandingkan dengan kabupaten yang ada di Sumatera Barat, Pesisir Selatan berada pada posisi ke 5 dari 12 kabupaten. Ke depan semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah daerah,  tentu saja dituntut untuk bekerja lebih keras agar angka IPM meningkat lebih besar lagi.

 

Penulis: erizon
Berikan Reaksi Anda:

Komentar

Belum ada komentar.

Share :

Kategori

Please enter your name.
Please enter a valid email.
Please write a comment.