6-2-2018 : Suatu Pagi di Sungai-nipah

06 Feb 2018 1320 x Dibaca

Sungai-nipah, sebuah kampung kecil di kelokan antara Painan dan Batangkapas. Berjarak sekitar 4 km dari Painan. Kampung yang rindang dan kenyang dengan hembusan sepoi angin samudera, tenang dan dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi ketika kita melihat barisan nelayan bekerja keras menghela pukat di pinggir pantai. Semua riang di antara tetesan peluh pagi. Semuanya ceria. Tak peduli, karena nelayan percaya, laut dan pagi selalu ada harapan, untuk dapat ikan walau harga yang murah karena tengkulak.

Mampirlah ke sebuah warung kopi di teluk Sungai-nipah, sekitar jam tujuh pagi. Di Warung Berkah. Persisnya di kelokan sebelah kanan dari arah Painan. Anda akan menikmati susana yang lain. Ada pondok-pondok terbuka menghadap laut, di bawah rindangnya pohon kelapa, tempat anda bersama keluarga menyantai. Bisa berenang dengan anak anak dan keluarga tanpa takut terbawa ombak. Arusnya tenang, ombak laksana ayunan ketika kita masih dalam gendongan ibu. Membelai pasir dengan lembut, turun naik meninggalkan permukaan pantai yang halus. Laksana menghapus jejak masa lalu. Seperti ibu yang tak pernah ingat akan salah anaknya. Siapa pun kita, Ibu selalu bangga dengan bayi yang dilahirkannya. Walau sekalipun, kelak sang bayi tak pernah ingat sama ibunya. Takkan ada penyesalan. Ibu tetap ibu.

Sambil kita berenang, dapat menyaksikan matahari pagi menyembul dari bukit sebelah timur, menyirami bukit bukit sebelah barat di seberang Teluk Sungai -nipah. Dengan warna-warna kekuningan, memberi energi baru bagi tumbuhan untuk berfotosintesis agar urat-urat giat menghisap makanan dari perut bumi. Burung burung camar berkicauan riang keluar sarang. Terbang di udara bebas, mencari makanan ke laut lepas. Hewan hewan ternak peliharaan mulai memamah, sebagai tanda rantai makanan tak pernah putus. Nelayan mulai membentang tikar, menjemur sisa-sisa ikan kemaren yang tak terjual.

Mentari menyisir naik. Menyinari laut supaya ikan dapat oksigen, menembus atmosfir agar langit menjadi cerah. Menghangatkan samudera, menguapkan embun, mengantar butir air, supaya ada hujan di daratan. Semua menjadi berkah tak ternilai bagi keindahan Sungai Nipah, sambil menikmati kopi kental dan teh hangat, diselingi makanan ringan yang harganya sangat terjangkau dan disajikan penuh senyum oleh sang pemilik warung. Wass...

Penulis: erizon
Berikan Reaksi Anda:

Komentar

Belum ada komentar.

Share :

Please enter your name.
Please enter a valid email.
Please write a comment.