Lunang, sebuah negeri di pedalaman pantai barat di ujung Kabupaten Pesisir Selatan. Di kelilingi pertahanan rawa, dan pohon mangrove serta sungai berliku yang dihuni banyak buaya. Telah menjadikan Lunang sebagai tempat pelarian terakhir Bundokandung dan keluarganya dari serangan Raja Tiang Bungkuk yang ingin menghancurkan keluarga Bundo kandung. Bundo kandung bersama anaknya Daang Tuanku dan mantunya Puti Bungsu mengasingkan diri ke Lunang. Banyak versi tentang Bundo kandung dan mande rubiah. Ada yang meyakini Bundo kandung sama dengan mande rubiah. Lain versi tentu lain pula kaba jo ilaunya. Ada kuburan Bundokandung dan Tiang Bungkuk di sekitar Rumah Gadang Mande Rubiah. Ada juga telur naga yang melegenda. Sekitar 180 km dari Padang. Jalan sudah mulus dan lebar. Hanya 4-5 jam dari Padang.
Di Lunang dijumpa sejarah yang menarik, baik mengenai keberadaannya, maupun hubungannya dengan Pagaruyung, kerajaan yang jauh di pedalaman Minangkabau. Pagaruyung sendiri, tak terpisahkan dari Kerajaan Majapahit. Adalah Dara Petak dan Dara Jingga, yakni dua gadis Kerajaan Darmasraya yang diantar ke Majapahit, yang salah satunya menjadi permaisuri Majapahit, yakni Dara Petak yang melahirkan raja besar Majapahit: Raja Jayanegara. Sedangkan Dara Jingga melahirkan Adityawarman, sebagai Raja Pagaruyung.
Karena Pagaruyung dan Lunang tak terpisahkan dari Bundokandung, maka Raja Pagaruyung merasa harus ke Lunang bersama para menterinya. Ketika Raja Pagaruyung melaporkan hasil kunjungannya kepada ibunya, Dara Jingga, Adyatiawarman menyebutkan, bahwa Lunang pemandangannya bagus. Berdekatan dengan lautan. Letaknya sangat baik jika dijadikan pelabuhan dan pusat perdagangan di belahan barat Swarna dwipa. Alamnya sudah terbentuk bagaikan suatu kubu pertahanan. Jika ada serangan dari pihak musuh, mereka sulit menerobosnya. Kata Raja Pagaruyung kepada bundanya, Dara Jingga.
Hilangnya Bundokandung, dan “ngirap” ke Lunang. Atau perjalanan bersejarah Aditiayawarman ke Lunang, menyisir Bukit Tambun Tulang yang terkenal itu. Mengalahkan anak buah Harimau Tambun Tulang dalam versi Novel “Adityawarman: Matahari di khatulistiwa”. Mengarungi laut menuju Lunang dengan rombongan kapal, membuktikan begitu pentingnya Lunang bagi Pagaruyung. Datanglah ke Lunang untuk membuktikan semua itu. Wass ..