Pesisir Selatan--Sebanyak 50 siswa Madrasyah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 7 Pesisir Selatan (Pessel) melakukan kunjungan edukasi ke Perpustakaan Daerah (Perpusda) yang terdapat di Painan.
Kunjungan yang dilakukan pada Selasa (16/9) lalu itu bertujuan untuk memperkenalkan fungsi perpustakaan modern sekaligus menumbuhkan minat baca sejak dini di kalangan pelajar.
Kunjungan yang didampingi oleh dua orang guru itu mendapat sambutan hangat oleh pihak Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pessel. Dalam kunjungan tersebut, siswa diajak mengenal berbagai fasilitas dan layanan yang tersedia di perpustakaan.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pessel, Radinin, ketika dihubungi Kamis (18/9) mengatakan bahwa perpustakaan saat ini telah berkembang menjadi lebih dari sekadar tempat membaca dan meminjam buku.
"Kami ingin memperlihatkan bahwa perpustakaan adalah pusat literasi, edukasi, sekaligus rekreasi. Di sini anak-anak bisa belajar sambil bermain, serta menambah pengetahuan dan kreativitas," ujarnya.
Menurut Radinin, kunjungan seperti itu merupakan bagian dari upaya memperluas pemahaman siswa terhadap peran perpustakaan di era digital. Ia berharap kunjungan tersebut dapat membuka wawasan siswa dan menumbuhkan kecintaan terhadap budaya membaca.
Selain mengunjungi ruang baca utama, para siswa juga diajak ke Studio Mini Perpustakaan Daerah, yang merupakan salah satu fasilitas edukatif di gedung tersebut. Di studio itu, siswa menonton film-film pendek yang bersifat edukatif dan sesuai usia.
Studio Mini Perpustakaan Daerah memiliki kapasitas 40 orang dan terbuka untuk pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum. Program ini merupakan bentuk pendekatan baru dalam meningkatkan literasi melalui media audio-visual.
Kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan ke Galeri Arsip, yang juga berada di lingkungan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan. Di sana, siswa diperkenalkan dengan berbagai dokumentasi sejarah lokal Kabupaten Pesisir Selatan, termasuk koleksi foto, arsip, dan informasi kesejarahan daerah.
Melalui galeri ini, siswa mendapat pemahaman awal tentang pentingnya arsip sebagai bagian dari identitas dan memori kolektif daerah. Kegiatan ini juga menjadi sarana mengenalkan sejarah lokal dengan cara yang interaktif dan menyenangkan.
Radinin menjelaskan bahwa program kunjungan edukasi dari sekolah-sekolah akan terus didorong.
"Kami membuka ruang seluas-luasnya bagi lembaga pendidikan untuk datang dan memanfaatkan fasilitas yang tersedia. Tujuannya adalah membangun kebiasaan literasi sejak dini," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa perpustakaan perlu dilihat sebagai ruang publik yang terbuka dan adaptif terhadap kebutuhan generasi muda.
"Kami ingin menciptakan suasana belajar yang inklusif, tidak kaku, dan menyenangkan agar anak-anak merasa nyaman berada di perpustakaan," tambahnya.
Kegiatan edukasi ini diharapkan tidak hanya memperkenalkan fasilitas, tetapi juga menumbuhkan kebiasaan membaca, meningkatkan literasi digital, serta menjadikan perpustakaan sebagai bagian dari gaya hidup pelajar dalam mengakses ilmu pengetahuan.
Dengan adanya kegiatan ini, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pesisir Selatan berharap dapat membentuk generasi yang lebih literat, kritis, dan terbuka terhadap informasi, baik melalui buku maupun teknologi digital.