Painan, 18 Maret 2018--Kabupaten Pesisir Selatan merupakan salah satu daerah yang rawan berbagai bencana di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Berdasarkan kondisi itu, sehingga selain peningkatan berbagai sarana dan prasarana dalam menghadapi dampak bencana, simulasi kesiagaan terhadap berbagai ancaman bencana pada kawasan-kawasan yang dinilai rawan terkena bencana, juga perlu ditingkatkan serta mendapat perhatian serius pemerintah.
Upaya itu bertujuan agar dampak korban yang ditimbulkan dari berbagai acaman bencana yang dikuatirkan bisa diminimalisir.
Kepala pelaksana (Kapel) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pessel, Erman Budiarto mengatakan kepada pesisirselatan.go.id Minggu (18/3) di Painan bahwa untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh bencana, bukan saja dilakukan melalui peningkatan sarana dan berbagai sarana, tapi juga melalui simulasi kesiagaan.
" Sebagai daerah yang memiliki tingkat kerawanan bencana tinggi, maka selain peningkatan sarana dan prasarana, kegiatan simulasi di kawasan atau kampung siaga bencana juga perlu mendapat perhatian serius. Langkah ini bertujuan agar dampak korban besar dari bencana yang terjadi bisa diminimalisir," katanya.
Dijelaskanya bahwa kegiatan sosialisasi dan simulasi kampung siaga bencana merupakan salah satu langkah strategis pemerintah dan masyarakat dalam menyikapi resiko bencana.
" Sebab melalui upaya ini semua pihak memiliki kesiapan terhadap potensi bencana yang ada, sebagai mana ditakutkan dan dikuatirkan masyarakat dan pemerintah," katanya.
Lebih jauh dikatakan bahwa kompleksitas masalah yang diakibatkan oleh bencana, tidak bisa dipandang hanya pada satu sektor tertentu saja. Tapi perlu melibatkan banyak sektor secara menyeluruh.
Dikatakan demikian, karena semua sektor memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing dalam mendukung upaya penyelenggaraan penanggulangan bencana. Termasuk juga dukungan dari masyarakat, swasta, lembaga non pemerintah, perguruan tinggi, media massa dan unsur lainnya.
Terkait dengan posisi georgrafis , sebagian besar wilayah Pessel masuk pada zona merah bencana, terutama gempa yang diserta tsunami. Mayoritas masyarakat berdomisili dalam radius 0-3 kilometer dari bibir pantai.
" Kondisi itu tentu menjadi masalah serius bagi pemerintah yang tentunya membutuhkan dukungan dari semua elemen yang ada di daerah," tutupnya. (05)