Painan, 11 Maret 2018--Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) tercatat sebagai salah satu daerah di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) yang rawan gempa disertai tsunami.
Agar bencana yang ditakutkan dan dikuatirkan itu tidak menimbulkan dampak korban yang besar, sehingga kebaradaan shelter dan jalur evakuasi tsunami tidak bisa diabaikan, terutama sekali bagi masyarakat pesisir pantai atau yang tinggal di zona merah.
Berdasarkan kondisi dilapangan, idealnya setiap kecamatan yang masuk zona merah gempa yang disertai tsunami membutuhkan 5 hingga 7 unit shelter. Masing-masing shelter itu, diharapkan mampu menampung dua ribu jiwa warga.
Zul Apriyandi 43, warga Painan mengatakan kepada pesisirselatan.go.id Minggu (11/3) bahwa kehadiran shelter pada kawasan padat penduduk yang berada di zona merah tsunami, merupakan kebutuhan yang tidak bisa dikesampingkan.
" Terutama sekali pada kawasan atau pemukiman yang padat penduduk, seperti Kota Painan, Salido, Sago, Pasar Baru Bayang, Batang Kapas, Surantiah, Pasar Kambang, Lakitan Koto Raya, Pulakek dan lainya. Namun yang lebih utama sekali adalah kawasan atau pemukiman penduduk yang tidak memiliki daerah ketinggian. Sementara kawasan itu masuk pada zona merah tsunami," katanya.
Karena hal itu, sehingga dia berharap apa yang dibutuhkan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana sebagai mana dikuatirkan itu bisa terjawab.
" Jika kemampuan daerah terbatas, maka kami berharap ada perhatian dari pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)," harapnya.
Terkait harapan itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pessel, Herman Budiarto ketika dihubungi menjelaskan bahwa daerah itu memang terus melakukan pengembangan dan pembangunan jalur evakuasi disetiap kecamatan.
Diantara kecamatan itu, paling banyak adalah di Kota Painan. Sebab Painan merupakan ibu kota kabupaten di Pessel, serta memiliki jumlah penduduk yang banyak.
" Beberapa jalur evakuasi menuju daerah ketinggian yang sudah dibangun itu diantaranya, di Gunung Sago Kecamatan Sutera, Luhung Pasar Baru Kecamatan Bayang, Puncak Langkisau Kota Painan, Bukit PDAM Rawang Lota Painan, Bukit dekat Sei Nipah Kecamatan IV Jurai, dan bukit bekas Taman Makam Pahlawan juga di Kota Painan," jelasnya.
Selain jalur evakuasi menuju daerah ketinggian, sebanyak enam unit seheltar juga sudah dibanguan di beberapa titik. Diantaranya, di Kota Painan tiga unit, Pasir Ganting Kecamatan Pancungsoal satu unit, di Kecamatan Air Pura satu unit, dan di Amping Parak,Kecamatan Sutera satu unit, dan Pasar Kambang. Bangunan shelter yang terdapat di Pasir Ganting, Air Pura dan Amping Parak, dan pasar Kambang itu, berada diatas bangunan sekolah.
" Karena kebutuhan, sehingga kita sangat butuh dukungan dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi agar pembangunan shelter dapat dilakukan secara bertahap. Pembangunan shelter diprioritaskan pada daerah rawan tsunami yakni dekat dengan pantai, penduduknya padat dan jauh dari perbukitan. Kalau hanya mengandalkan APBD Pessel, jelas akan sulit tercapai dalam waktu singkat," ujarnya
Dijelaskanya bahwa dari 15 kecamatan yang ada di Pessel, sebanyak 10 kecamatan memiliki zona merah tsunami.
" Jika satu kecamatan dibangunan 5 unit shelter saja, maka dana yang dibutuhkan per kecamatan sebesar Rp20 miliar. Jika dikalikan sepuluh, maka dana yang dibutuhkan sebesar Rp200 miliar. Makanya kita butuh dukungan dari pusat," tutupnya. (05)