Seluruh Warga Pessel Akan Dapat Obat Kaki Gajah

24 May 2010 818 x Dibaca

Painan, Mei

Seluruh warga Pesisir Selatan bakal mendapat obat penyakit kaki gajah (Filariasis) dari Dinas Kesehatan Kabupaten setempat dalam waktu yang dekat. Obat tersebut akan diberikan secara cuma-cuma atau gratis sesuai dengan tingkatan usia yang diperbolehkan mengkonsumsi obat tersebut.

 

Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Pessel, dr Mirsal Basyar M Epid kepada pesisirselatan.go.id di Painan, Senin (24/5). Tingkat usia warga yang diperbolehkan untuk mengkonsi obat tersebut dimulai bagi usia 20 tahun keatas. Namun obat itu tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang memiliki riwayat penyakit.

 

Untuk penyaluran obat tersebut kepada warga, Dinkes akan bekerjasama dengan camat, walinagari serta petugas dari dinas kesehatan setempat yang ditunjuk, sebelumnya akan dilakukan sosialisasi tentang obat tersebut kepada warga.

 

"Tujuannya, dengan Sosialisasi ini agar pemahaman masyarakat bertambah dan mengetahui antisipasi yang diberikan tentang penyakit yang bernama filariasis itu," katanya.

 

Adapun jenis obat filarisis yang akan dibagi-bagikan nanti kepada warga Pessel adalah diethyl carbamazine citrate (DEC) yang dikombinasikan dengan Albendazole serta paracetamol yang dibagikan sesuai tingkat usia. Obat-obat tersebut didatangkan dari Pusat. Sementara Dinkes Pessel hanya membantu dalam pelaksanaan penyaluran dan sosialisasi.

 

Disebutkan Mirsal, Penyakit kaki gajah merupakan penyakit menular yang mengenai saluran limfre disebabkan cacing filaria yang ditularkan berbagai jenis nyamuk. Sistem penularan penyakit kaki gajah oleh berbagai macam nyamuk itu, yakni bila nyamuk menggigit penderita penyakit kaki gajah kemudian nyamuk tersebut  kembali menggigit orang yang sehat, maka didalam darahnya telah tertular virus filariasis.

 

Sesuai data Dinas Kesehatan setempat, sepanjang 2009 ditemukan 39 kasus atau warga mengidap penyakit filariasis. Rata-rata microfilaria rate atau jumlah cacing filariasis yang terdapat dalam darah masyarakat di kabupaten tersebut masih di atas kewajaran.

 

"Angka microfilaria rate normalnya hanya 1 persen. Sementara, saat ini di Pessel angkanya mencapai 2,4 persen. Hal ini disebabkan masih banyak masyarakat yang pola hidupnya tidak sesuai dengan program hidup bersih dan sehat (PHBS). Salah satunya, sanitasinya masih jauh dari standarisasi," ungkapnya. (04)

 
Penulis: adri
Berikan Reaksi Anda:

Komentar

Belum ada komentar.

Share :

Kategori

Please enter your name.
Please enter a valid email.
Please write a comment.