Painan, --Agar produktifitas lahan terlantar akibat tidak memiliki pengairan atau tadah hujan bisa mendatangkan nilai ekonomi, maka kepada masyarakat petani dianjurkan untuk menanam jagung sebagai alternatif.
Imbauan itu disampaikan, karena jagung merupakan salah satu jenis tanaman yang memiliki nilai ekonomi, serta juga memiliki jaminan pasar yang jelas.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Disnaphorbun) Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Jumsu Trisno mengatakan kepada pesisirselatan.go.id Kamis (1/2) di Painan bahwa jagung merupakan jenis tanaman yang mudah tumbuh dan tidak sulit dalam perawatan serta juga tidak membutuhkan biaya yang tinggi.
Potensi pengembanganya sangat besar di Pessel, terutama pada lahan-lahan kering akibat tidak memiliki jaringan irigasi.
"Karena memiliki jaminan secara ekonomi serta juga memiliki pasar yang luas, sehingga kepada petani diminta untuk mengembangkan tanaman ini, terutama sekali pada lahan yang tidak memiliki jaringan irigasi atau terlantar," katanya.
Diakuinya bahwa peningkatan produksi jagung selama tujuh tahun terakhir selalu mengalami peningkatan di daerah itu. Dia berharap peningkatan itu kembali tercapai di tahun 2018 itu, sesuai target yang dipasang.
"Tahun 2011 produksi jagung Pessel 83.844 ton, tahun 2012 sebesar 99.030 ton, tahun 2013 sebesar 105.035 ton, tahun 2014 sebesar 107.695 ton, dan tahun 2015 menjadi 108.894 ton. Diharapkan target yang dipasang pada tahun 2018, juga tercapai," ungkapnya.
Ditambahkan lagi bahwa peningkatan produksi sebagai mana diharapkan itu, akan menjadi Pessel tetap sebagai sentra jagung di Sumbar. Sebab bila produksi meningkat, permintaan dari luar daerah akan semakin tinggi.
" Permintaan jagung ini semakin meningkatm sebab selain untuk konsumsi, jagung juga dibutuhkan untuk pakan ternak," timpalnya. (05)