Pesisir Selatan Menggapai Mimpi (Sinergi Propinsi dan Kabupaten dalam Peningkatan Mutu Angkatan kerja sangat diperlukan)

12 Feb 2019 448 x Dibaca

Sumberdaya manusia merupakan salah satu factor dinamis dalam perkembangan ekonomi jangka panjang suatu suatu daerah, bersama dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, sumberdaya alam, dan kemampuan produksi yang potensial di suatu daerah. Keempat factor tersebut harus dipandang dalam kaitan interaksinya satu sama lainnya. Namun di antara ke empat factor tesebut, peranan sumberdaya manusia mengambil tempat yang sentral, khususnya dalam pembangunan ekonomi suatu daerah, di mana kesejahteraan masyarakatnya menjadi tujuan pokok dalam pencapaian visi kepala daerah.

Jumlah penduduk yang besar akan dapat mendorong produksi, sekaligus pangsa pasar yang menyerap produksi. Hal ini menjadi centerus paribus jika ke empat factor yang disebutkan di atas saling terkait dalam mendorong perekonomian. Jika tidak bersinergi, penduduk yang besar akan menjadi beban yang melelahkan bagi pemerintah daerah. Ikutannya adalah kemiskinan, kesehatan yang buruk, criminal, narkoba, kejahatan dan sebagainya.

Jumlah penduduk Kabupaten Pesisir Selatan pada tahun 2017 menurut catatan PSDA (Propinsi Sumbar Dalam Angka) tahun 2018 sekitar 457.285 jiwa dengan pertumbuhan sekitar 0,76%. Jumlah penduduk Pesisir Selatan sekitar 8,5 % dari jumlah keseluruhan penduduk Sumatera Barat yang berjumlah 5.321.489 jiwa, dan di bandingkan dengan daerah lainnya di Sumaera Barat merupakan penduduk terbanyak nomor 3 setelah Padang dan Kabupaten Agam. Dari jumlah penduduk tersebut sebanyak 203.837 jiwa merupakan angkatan kerja atau sekitar 44,57% dari jumlah penduduk.

Berkaitan dengan itu, karena besarnya jumlah angkatan kerja, yang belum tentu semua bekerja, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, Pemerintah propinsi dan kabupaten secara bersama-sama dan comprehensive dapat memberi perhatian utama dalam pembangunan daerah. Dalam hubungan dengan hal tersebut, pemerintah propinsi dan kabupaten dapat bersinergi melakukan peningkatan mutu pelatihan, tingkat pendidikan, permodalan, informasi bisnis dan mendorong ketersediaan kesempatan kerja secara produktif dengan mempermudah perizinan berusaha. Agar tenaga kerja yang banyak dapat bersaing di tingkat local dan regional. Dengan demikian, keberadaan Akademi Komunitas di Painan telah menjadi salah satu yag mendorong peningkatan mutu dan kualitas daya saing tenaga kerja tamat SLTA. Saya tidak tahu pasti, apakah Pemerintah Propinsi hingga saat ini telah mendorong perkembangan akademi tersebut, atau malah tidak mengetahui adanya sekolah tersebut.

Dengan makin bertambahnya penduduk, maka kebutuhan akan pangan, sandang, pemukiman, pendidikan, kesehatan juga meningkat. Jika dulu kebutuhan akan kesehatan dan pendidikan dikelompokkan sebagai kebutuhn dasar, maka sekarang kedua jenis kebutuhan tersebut berubahn menjadi prioritas ekonimi yang utama. Sebab, peningkatan mutu pendidikan dan pelayanan kesehatan amat mempengaruhi kualitas sumberdaya manusia yang akan penopong utama pembangunan ekonomi daerah.

Dalam hal ini, muncul arti paham beban ketergantungan atau dependency ratio, yaitu penduduk tergantung dari hasil produksi angkatan kerja, atau pun sebaliknya beban tanggungan yang dipikul oleh angkatan kerja untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi penduduk secara menyeluruh. Beban ketergantungan di Pesisir Selatan akan semakin lebih ringan jika tenaga kerja di Pesisir Selatan makin berkualitas. Semakin baik mutu angkatan kerja dalam hal keterampilan teknis, keahian profesioal, dan kecerdasan akademis, semakin ringan beban tanggungan yang dimaksud.

Dari jumlah 203.837 angkatan kerja, hanya sebanyak 191.709 yang bekerja atau sekitar 41,92 persen dari jumah penduduk. Berarti beban satu orang angkatan kerja yang bekerja harus menanggung kehidupan 2,38 jiwa rata rata penduduk. Beban ini cukup berat di tengah inflasi yang tinggi dan harga barang komoditi primer yang sering mengalami goncangan akibat siklus musim yang tak menentu dan pasar yang dikuasai pedagang besar.

Akan tetapi, segala sesuatunya juga tergantung dari adanya kesempatan kerja dan peluang agar angkatan kerja yang tersedia, mendapat pekerjaan yang produktif pula di berbagai lapangan usaha sehingga dapat menopang beban angkatan kerja yang bekerja. Lapangan kerja yang didominasi oleh sector perkebunan dan perikanan tidak menarik minat kalangan muda, karena rendahnya gaji yang diterima. Kesempatan kerja di bidang perkebunan lebih banyak diisi oleh tenaga kerja dari luar daerah. Konsekwensinya anak anak muda kita mencoba merantau dan berusaha ke luar negeri sebagai TKI. Angkatan kerja Pesisir Selatan banyak merantau ke Batam, dan Ke Pulau Jawa. Sebagai TKI rata-rata ke Malaysia. Selama tahun 2017 yang lalu. TKI dari Pesisir Selatan yang berjumlah 177 orang, dan terdiri dari perempuan 139 orang dan Laki laki 38 orang, merupakan terbanyak setelah Kota Padang.

Sebagai factor dinamis, penduduk dan tenaga kerja secara tradisional dapat dianggap sebagai fator positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang banyak berarti akan menambah jumlah tenaga produktif, sedangkan pertumbuhan penduduk yang banyak akan meningkatkan luasnya pasar domestic. Namun peningkatan jumlah penduduk ini perlu menjadi pemikiran kita secara seksama, baik pemerintah propinsi mau pun kabupaten kota, karena penduduk kabupaten juga adalah penduduk propinsi juga. Agar ini tidak menjadi beban jangka panjang di masa depan. Bersambung ...

Penulis: erizon
Berikan Reaksi Anda:

Komentar

Belum ada komentar.

Share :

Kategori

Please enter your name.
Please enter a valid email.
Please write a comment.