Painan-- Pengembangan potensi Kawasan Wisata Terpadu (KWT) Mandeh memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat. Salah satunya dengan menjadi pemadu wisata di daerah tersebut.
Pengembangan KWT Mandeh menjadi salah satu destinasi wisata strategis, sudah digenjot Pemkab Pessel sejak tiga tahun lalu. Bahkan, dengan perkembangannya diarakan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat.
Salah satunya, Masril (58). Ia mengaku sebelum Mandeh dikembangkan, dalam sehari dirinya hanya bisa mendapatkan penghasilan Rp1,5 juta per-bulan sebagai petani. Namun sejak 2014, Masril sudah memilik dua profesi, yakni sebagai petani dan yang kedua adalah pemandu wisata.
Profesi tambahnya Masril sebagai pemandu wisata, dilakukan dengan menawarkan jasa angkutan kapal. Dan mempromosikan potensi-potensi wisata yang ada di Mandeh pada para wisatawan.
"Dalam sehari, saya membanderol jasanya dengan biaya Rp650.000 sampai Rp1.650.000 untuk ke pulau. Jadi pendapatan sebagai pemandu wisata membawa dampak yang terhadap ekonomi sebelumnya,"jelas Masril, Kamis 1 Februari 2018.
Masril mengatakan, dengan pesat pengembangan Mandeh, hampir setiap warga memiliki kapal wisata. Bahkan, setiap Sabtu dan Minggu hampir sekitar 200 unit kapal wisata setiap waktu memandu wisatawan di daerah itu.
"Dari usaha jasa angkutan kapal wisata ini, Alhamdulillah per-bulannya saya bisa menyimpan untung rata-rata Rp2.500.000. Apalagi saat ini, Mandeh sudah dikenal ke mana-mana,"terangnya.
Sejalan dengan pesatnya pengembangan Mandeh sebagai destinasi wisata strategis, Pemkab Pessel tidak henti-hentinya untuk mempromosikan. Bahkan, dari hasil pengembangan Mandeh. Kawasan wisata yang satu ini dianugerahkan sebagai surga tersembunyi API 2017 dari pemerintah pusat. (08)