Pesisir Selatan--Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pesisir Selatan (Pessel) mendorong inisiatif pengadaan Becak Motor Pemadam Kebakaran (Betokar) sebagai solusi alternatif dalam memperkuat sistem penanggulangan kebakaran berbasis nagari. Langkah ini diambil menyikapi terbatasnya jumlah dan jangkauan armada pemadam kebakaran yang tersedia saat ini.
Kepala Dinas Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP dan Damkar) Kabupaten Pesisir Selatan, Zulkifli, melalui Sekretaris, Donki Agung Pribumi, menjelaskan bahwa saat ini Pessel hanya memiliki lima unit mobil pemadam kebakaran untuk melayani 15 kecamatan yang membentang sepanjang 300 kilometer dari Siguntur hingga Silaut dan Jangke Ayam.
"Dari lima unit tersebut, satu hanya berfungsi sebagai armada angkut air. Tentu belum cukup untuk menjangkau seluruh wilayah secara cepat dan efektif, apalagi dengan kondisi geografis kita yang luas dan tersebar, terang Agung Kamis (28/8).
Untuk menjawab keterbatasan ini, pihaknya mengajukan solusi berbasis nagari melalui pengadaan Betokar, yakni kendaraan roda tiga yang dilengkapi tangki air 200 liter, selang, dan pompa sederhana, yang efektif untuk penanganan kebakaran di wilayah padat dan akses terbatas.
"Kami mendorong agar masing-masing nagari mengalokasikan Dana Desa (DD) untuk pengadaan satu unit Betokar. Dengan 182 nagari yang ada, kita dapat membentuk jaringan respon cepat yang tersebar dan merata," jelasnya.
Agung juga menekankan bahwa Betokar tidak hanya berfungsi dalam penanggulangan kebakaran skala kecil hingga sedang, tetapi juga dapat digunakan dalam situasi lain, seperti penyaluran air bersih saat musim kemarau atau krisis air di wilayah tertentu.
Menurut perhitungan, satu unit Betokar diperkirakan seharga Rp135 juta, dan untuk mendukung realisasinya diperlukan intervensi kebijakan dari kepala daerah agar dapat dijadikan sebagai prioritas dalam perencanaan pembangunan.
Selain pengadaan sarana, Dinas Satpol PP dan Damkar juga mendorong pembentukan Relawan Kebakaran Nagari, yang bertugas sebagai petugas tanggap darurat awal, serta menjalankan operasional Betokar di wilayah masing-masing.
"Kita akan berkoordinasi untuk memastikan setiap relawan menerima pelatihan teknis, memahami prosedur keselamatan, dan mampu bertindak cepat ketika kejadian terjadi," tambah Agung.
Agung juga menyoroti pentingnya dukungan dari tingkat provinsi, khususnya melalui pokok-pokok pikiran (pokir) anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat, dalam rangka menambah armada pemadam kebakaran dan pos damkar di daerah.
"Idealnya, satu kecamatan memiliki minimal satu unit mobil Damkar. Saat ini kita hanya memiliki empat pos Damkar, dan kita sedang merencanakan pembangunan dua pos tambahan, yakni di Kecamatan Koto XI Tarusan dan Kecamatan Silaut, serta relokasi pos dari Balai Selasa ke Kecamatan Linggo Sari Baganti," jelasnya.
DPRD Kabupaten Dukung Inisiatif Pengadaan Betokar dan Penguatan Pos Damkar
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pesisir Selatan, Dani Sopian, menyampaikan dukungannya terhadap inisiatif pengadaan Betokar dan pembentukan sistem penanggulangan kebakaran berbasis nagari.
"Pengadaan Betokar oleh nagari merupakan langkah konkret dan relevan, apalagi struktur pemerintahan kita saat ini memberikan ruang yang kuat untuk pemberdayaan nagari melalui Dana Desa," ujar Dani.
Dia menilai, pengadaan Betokar adalah pilihan realistis yang dapat segera diimplementasikan, tanpa harus menunggu bantuan armada besar dari provinsi atau pusat.
"Selain efisien, ini juga memberdayakan masyarakat untuk terlibat langsung dalam mitigasi bencana. Apalagi fungsinya bisa diperluas, tidak hanya untuk pemadam kebakaran tapi juga distribusi air saat krisis air bersih," tambahnya.
Dani juga menegaskan pentingnya penguatan koordinasi lintas sektor, agar pelaksanaan program ini tidak berjalan parsial, tetapi menjadi bagian dari kebijakan daerah yang terstruktur dan berkelanjutan.
"Pemerintah daerah perlu menyusun standar teknis Betokar, prosedur operasional, serta pelatihan relawan. Dengan begitu, program ini bukan hanya simbolis, tetapi benar-benar efektif," ujarnya.
Lebih lanjut, Dani mendukung penambahan pos Damkar dan pengadaan armada baru yang lebih proporsional dengan luas wilayah Pesisir Selatan.
"Kita jangan menunggu kejadian besar baru bergerak. Kebakaran Pasar Payakumbuh baru-baru ini menghanguskan sekitar 300 petak toko dengan kerugian mencapai Rp34,3 miliar, dan memerlukan bantuan dari sembilan daerah. Ini peringatan keras bagi kita semua untuk segera memperkuat kesiapsiagaan," pungkasnya.