PAINAN - Harapan warga Kampung Lagan Kaciek, Kenagarian Lagan Mudiek, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), untuk mengolah lahan perkebunan/ladang di seberang Sungai Air Haji, belum juga terwujud.
Akibat kondisi itu, akhirnya warga berinsiatif membangun jembatan secara swadaya dengan potongan batang kelapa yang berjejer diatas tanah sepanjang 200 meter. Kegiatan gotong royong itu diharapakan, mampu pula memperlancar jalan usaha tani warga setempat untuk memanen hasil karet diladang mereka.
"Jika sudah masuk musim hujan, kami (masyarakat) selalu kesulitan memanen karet. Sebab, harus menyebrangi sungai dan mengambil resiko terbawa arus sungai," sebut Iyal (50), salah satu petani karet warga setempat.
Menurutnya, selama ini warga setempat yang mempunyai lahan perkebunan karet di seberang Kampung Lagan Kaciek, Nagari Lagan Mudiek, harus berjuang melawan derasnya arus sungai saat menuju ke ladang mereka masing-masing.
"Terkait kondisi ini, akhirnya kami yang mempunyai lahan diseberang sungai membuat gagasan bersama warga lainnya untuk membangun jembatan dari susunan pohon kelapa secara swadaya sebagai akses penghubung," jelasnya.
Hal senada dikatakan Abai (63), menurutnya kondisi itu sudah hampir 20 tahun dirasakan warga setempat. Bahkan, sudah ada warga yang terseret arus saat membawa hasil karetnya melewati sungai. Sebab, tak ada jalan alternatif lain yang ditempuh warga saat itu.
"Kita berharap, kondisi ini segera mendapat perhatian dari Pemkab Pessel melalui dinas terkait. Sehingga mampu pula mengangkat perekonomian masyarakat setempat dalam bercocok tanam, khususnya karet," harapnya.
Sementara itu, Wali Nagari Lagan Mudiek Iwat Jali menyebutkan, kesulitan yang dialami warga yang mempunyai lahan diseberang sungai sudah berlangsung sejak lama, bahkan bertahun-tahun. Menurutnya, sudah hal yang wajar warga mendambakan aksesibilitas menuju ke lahan perkebunan untuk bercocok tanam tanpa harus dibayangi ketakutan derasnya arus sungai Air Haji meluap di musim penghujan.
"Ada ratusan warga yang mempunyai kebun diseberang sungai mengalami kesulitan ketika musim penghujan datang. Keadaan ini sudah berlangsung bertahun-tahun dan warga mendambakan ketenangan saat akan berangkat bercocok tanam tanpa harus dibayangi ketakutan saat melintasi derasnya arus sungai," ungkapnya.
Lebih lanjut kata dia, untuk bepergian menuju ke ladang masing-masing, saat ini warga membangun jembatan darurat yang terbuat dari kayu pohon kelapa yang dirangkai seperti rakit kemudian dihubungkan antara pinggir ke pinggir tebing, dengan harapan agar akses berjalan lancar.
"Kita sangat mengapresiasi langkah inisiatif warga ini, mereka bergotong royong, bahu membahu secara swadaya untuk mempermudah akses ke ladang masing-masing. Namun, terkait kondisi ini kita juga berharap kepada Pemkab Pessel melalu dinas terkait agar bisa merealisasikan jembatan permanen untuk mepermudah kesulitan para petani selama ini," harapnya. (15)
Poto, warga Kenagarian Lagan Mudiek membangun jembatan secara swadaya yang terbuat dari susunan batang kelapa sebagai langkah alternatif pergi ke ladang. (Okis Mardiansyah)