Painan, Februari----
Hingga saat ini potensi lahan pertanian yang tidak tergarap secara maksimal mencapai 20.844 hektar. Ini disebabkan karena pemiliknya tidak melakukan pengolahan secara maksimal.

Beberapa faktor yang menjadi penyebab diantaranya, karena masih minimnya modal yang dimiliki petani, beralihnya fungsi lahan dari sawah menjadi kawasan perumahan, berobahnya lahan pertanian menjadi kawasan peternakan, serta akibat bencana banjir termasuk berpindahnya alur aliran sungai.

"Karena banyak faktor itu, sehingga penanganan dan antisipasinya perlu dilakukan secara bersama pula, dengan melibatkan instansi dan dinas terkait disamping masyarakat petani itu sendiri," ungkap kepala dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Perkebunan dan Peternakan kabupaten Pesisir Selatan, Afrizon Nazar, kepada pesisirselatan.go.id Kamis (17/2) di Painan.

Saat ini pemerintah daerah kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) melalui dinas terkait telah melakukan dorongan kepada masyarakat agar lahan yang diterlantarkan itu di olah kembali. Ini sudah dilakukan melalui peningkatan sarana dan prasarana penunjang, seperti pembangunan jaringan irigasi atau saluran irigasi baik Jaringan irigasi desa (Jides) maupun Jaringan Irigasi Usaha Tani (Jitut). Tujuanya, agar potensi luas tanam 55.542 hektar lahan dari potensi yang ada tercapai.

Potensi luas tanam 55.542 hektar itu merupakan potensi yang dimiliki oleh masyarakat kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) yang perprofesi sebagai pekebun & petani. "Namun dari luas ini, yang dikelola secara baik dan maksimal oleh masyakat tani (pemilik lahan red) hanya 35.000 hektar, termasuk lahan rawa," jelasnya.

"Dengan tergarapnya lahan itu secara maksimal, maka jaminan pangan masyarakat akan membaik disamping juga mengantisipasi kenaikan harga," tutupnya. (05)