Masa-masa Sulit Yang Menantang (2)

02 Oct 2018 558 x Dibaca

Pada hari libur juga sering terjadi demonstrasi dari kaum terpelajar Muslim di Mesir menolak kehadiran masuknya bangsa Yahudi secara besar-besaran melalui semenanjung Sinai ke Palestina. Sesekali kaum demonstrasi dihalau oleh polisi kerajaan Mesir bersama tentara Ingris. Ada yang luka-luka dan bahkan banyak juga yang terbunuh. Di sela kerjanya membantu induk semangnya berdagang, Ilyas juga ikut demonstrasi di sekitar lapangan. Kadang mereka demonstrasi di sekitar Kampus Al-Azhar, atau di pusat kota Kairo. Tak jarang, Ilyas juga dimarahi oleh Induk semangnya karena terlalu lama meninggalkan tempat dagangan atau di kejar-kejar oleh Polisi Mesir.

Karena Mesir masih di bawah pengaruh Ingris dan Palestina merupakan jajahan Ingris, dengan mudah Inggeris menerima permintaan Theodor Herzl (pemimpin Kongres Zionis Yahudi di Brusel) dengan imbalan uang 150 juta ponundsterling bagi tentara pendudukan Ingris di Mesir.

Selanjutnya Pemerintah Ingris di London memberikan harapan kepada Zionis untuk kembali ke Palestina. Melalui Surat Mandat Menteri Luar negeri Ingris, Arthur Balfourd, kepada Panglima Tentara Pendudukan Ingris di Mesir agar membantu Kaum Yahudi dalam upayanya kembali ke Palestina. Surat mandat Ingris inilah yang dikemudian hari menjadi sumber malapetaka bangsa palestina, dengan terusirnya bangsa palestina dari tanah airnya.

Tahun 1924 sebanyak 83.790 orang Yahudi garis keras memasuki Palestina dengan melewati semenanjung Sinai dan Pelabuhan Iskandariyah. Gelombang kedatangan pertama ini berasal dari Negara negara Eropa, Iran, Amerika Serikat, dan Mesir. Mereka memasuki palestina dengan pengawalan dan perlindungan tentara Ingris, sesuai komitmen Arthur Balfourd terhadap Herz (Pemimpin Konres Yahudi).

Bangsa Arab tidak bisa berbuat banyak, karena ketidak kompakan antar mereka dan sebagian bangsa Arab masih di bawah kekuasaan bangsa Eropa. Mereka merampas ladang-ladang penduduk Palestina yang tidak dijaga, terutama di sepanjang Jalur Gaza.

Melihat ketidak adilan yang sangat nyata di depan matanya atas perlakuan Inggris terhadap bangsa Palestina, dan pembodohan terhadap bangsa Arab, makin menguat kebencian Ilyas Yakub terhadap penjajah. Pikir Ilyas, yang namanya penjajah sama di mana saja. Mereka akan mempertahankan kepentingannya, dan tidak peduli dengan nasib dan masa depan rakyat wilayah jajahannya. Bagi Ingris, Negara Israel harus dibentuk segera di Palestina agar pengendalian terhadap bangsa Arab lebih mudah dengan memanfaatkan Israel sebagai ujung tombak kepentngan Ingris. Demikian juga akses Ingris melalui laut tengah dan Terusan Suez ke wilayah jajahannya di Asia yakni Pakistan, India, dan Malaysia lebih mudah.

Dari apa yang di dengar Ilyas Yakub dalam demonstrasi, ternyata Gerakan Yahudi dunia, telah membuat 4 visi utama yang dituangkan dalam the case of Israel dari Kongres Yahudi di Brussel, yakni gerakan yahudi sebagai agama, Yahudi sebagai bangsa, yahudi sebagai keturunan, dan yahudi sebagai gerakan politik (zionis). Hal yang paling ditentang oleh mahasiswa Muslim di Mesir ketika itu adalah gerakan yahudi sebagai gerakan politik Zionisme, yang menghalalkan segala cara untuk kembali menduduki Palestina. Gerakan zionisme dilakukan dengan cara: beli tanah rakyat palestina yang akan dibiayai dari organisasi Zionis, ambil secara paksa, rampas, dan intimidasi.

Setiap minggu Ilyas ikut berdemonstrasi bersama mahasiswa Al-Azhar lainnya. Bahkan bakat menulis dan kritis tajam ilyas mulai diperlihatkannya dengan tulisan tulisan tentang ketidak adilan Ingris, dan kelemahan Umat Islam dalam mempertahankan Palestina di selebaran-selebaran kampus Al-Azhar. Bersambung.....

Penulis: erizon
Berikan Reaksi Anda:

Komentar

Belum ada komentar.

Share :

Please enter your name.
Please enter a valid email.
Please write a comment.