Painan,13/5/2018-- Dua nagari yang ada di Kawasan Mandeh yaitu Kenagarian Sei Nyalo dan Kenagarian Mandeh akan dikembangkan sebagai Community Based Tourism (CBT) dimana nantinya kedua nagari ini dikembangkan bukan sekedar bisnis pariwisata yang bertujuan memaksimalkan keuntungan untuk para investor. Tetapi CBT lebih memerhatikan dampak dari pariwisata pada masyarakat dan mutu sumberdaya lingkungan.
CBT muncul dari strategi pemberdayaan masyarakat, dengan menggunakan pariwisata untuk meningkatkan kemampuan organisasi berbasis masyarakat (CBO) atau nagari dalam
mengelola potensi pariwisata melalui partisipasi masyarakat lokal untuk meningkatkan kesejahteraan.
Hal ini disampaikan Dewan Ahli Bina Antar Budaya Jakarta Bido A Budiman disela kegiatan MOU pemberdayaan masyarakat kawasan Mandeh antara Pemkab,Lembaga Bina Antar Budaya,AFS dan UNP Sabtu (12/5) di Baga Cotange Sei Nyalo . menurutnya tujuan Kenagarian Sei Nyalo dan Kenagarian Mandeh akan dikembangkan sebagai Community Based Tourism (CBT) adalah mempromosikan Kawasan Mandeh sebagai tujuan wisata yang menarik dan terkenal di Indonesia.Membuat Kawasan Mandeh dan masyarakatnya berhasil dari sisi ekonomi dengan mengutamakan keterlibatan masyarakat.
"Menerapkan konsep community based tourism (CBT) dan responsible tourism
yang tepat butuh dukungan sebab sasaran dari program ini adalah
Masyarakat setempat terutama para pemudanya ,dan dukungan dari Lembaga dan perorangan yang peduli akan pengembangan turisme Kawasan Mandeh,universitas, tokoh masyarakat, tokoh adat, Dinas pariwisata dan dinas-dinas terkait lainnya, termasuk pemerintah pusat jika diperlukan," ujarnya
Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Mawardi Roska(Sabtu(12/5) mengapresiasi rencana pengembangan Kawasan Mandeh dengan berbasis kemasyarakatan memang perlu sebab selain membangun instrastruktur pemberdayaan kepada masyarakat perlu sekali dilakukan . Percuma instrastruktur dibangun namun pola pikir masyarakat tidak berubah dalam menjadi tuan rumah yang baik .
"Kita sangat mendukung program dari Bina antar budaya dan AFS yang nantinya memberdayakan masyarakat kedua nagari sehingga nanti banyak ide kreatif dan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat kedua nagari tersebut. Dan pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan akan mendukung dan apresiasi dengan kepedulian lembaga Bina antar Budaya dan AFS yang nantinya mendatangkan relawan asing dan ikut memberdayakan masyarakat," ujarnya
Senada disampaikan Tim Pusat Kajian Pariwisata Humaniora dan Olahraga Kreasi (PKPHOR) Dr. Siti Fatima bersama ketua Pusat Kajian, Dr. Anton Komaini, dan Endang, M.Si, pakar olahraga rekreasi, UNP . Menurutnya banyak atraksi dan potensi yang bisa dikembangkan di Kawasan Mandeh .
Dimana nantinya beberapa fokus pengembangan bisa dilakukan . mulai dari Atraksi, Akses, Amenitas, Pengembangan, Sumberdaya Manusia, Branding,Advertising Selling,Desa Wisata
Alam dan Budaya. Dan banyak pihak bisa dilibatkan diantaranya Tokoh masyarakat dan adat setempat. Kelompok pemuda,masyarakat, Dinas pariwisata, Univesitas. Go Global Indonesia,Donatur, pemberi
dana untuk program, Operator pariwisata dan lainnya .
Pada kesempatan itu juga dilakukan MoU antara LP2M Univerditas Negeri Padang, dengan AFS untuk pengembangan pemberdayaan masyarakat Mandeh(07)