Demi Keselamatan Jangan Dirikan Bangunan Di Pinggir Sungai

22 Dec 2017 532 x Dibaca

Painan, 21 Desember 2017--Tingginya resiko mendirikan bangunan (rumah red) di sepanjang bibir sungai (bantaran red), maka kepada warga dihimbau untuk tidak mendirikanya.

Imbauan itu disampaikan, karena kecendrungan mendirikan bangunan di pinggir sungai, masih sulit dihilangkan, termasuk juga di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).  

Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Pessel, Doni Gusrizal mengatakan kepada pesisirselatan.go.id Kamis (21/12)  bahwa pihaknya mengaku telah berkali-kali melakukan imbauan kepada warga agar mematuhi larangan itu.

" Namun disayangkan, kecendrungan atau kebiasaan mendirikan bangunan disepanjang bantaran sungai ini, masih sulit dihilangkan. Ini dapat dilihat pada beberapa aliran sungai di daerah ini," katanya.

Diungkapkanya  bahwa di daerah itu, rata-rata aliran sungainya cukup tajam, karena berhulu di sepanjang gugusan Bukit Barisan (BB) Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).  

Karena aliran yang cukup tajam serta juga berbelok itu, maka dalam waktu singkat aliranya bisa meluap, terutama sekali ketika terjadi hujan di hulu sungai.

Ditambahkan lagi bahwa di daerah itu rata-rata aliran sungainya cukup kritis, bahkan beberapa ruas diantaranya, butuh penanganan normalisasi.   

" Sebagian besar ruas sungai di Pessel cukup kritis, Kondisi ini jelas  mengancam keselamatan jiwa warga. Untuk penanganan aliran sungai yang kritis itu, setidaknya dibutuhkan biaya sebesar Rp 200 miliar. Sebab aliran sungai yang kritis ini tersebar di 19 batang aliran sungai, dan melewati 15 kecamatan yang ada," ujarnya.

Menyangkut kondisi cuaca tidak menentu sebagai mana saat ini, dia berharap agar  disikapi masyarakat secara siaga. Hal itu disampaikan karena Pessel memiliki sembilan belas (19) aliran sungai dengan 11 pintu muara. Rata-rata aliran sungai itu memiliki potensi sebagai pengirim banjir.

Sedangkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pessel, Pri Nurdin, ketika dihubungi pesisirselatan.go.id mengakui bahwa ancaman banjir yang ditimbulkan oleh luapan sungai, sangat berpotensi terjadi di daerah itu.

Apa lagi rata-rata aliran sungainya cukup tajam karena memiliki kemiringan cukup tinggi, disamping juga telah terjadi pendangkalan dan belokan di beberapa titik.

" Bila ditotal jumlah penduduk yang terancam keselamatanya akibat luapan sungai di Pessel, mencapai 16 ribu kepala keluarga. Mereka yang terancam ini adalah yang mendirikan bangunan disepanjang bantaran sungai," katanya.

Agar kebiasaan mendirikan bangunan disepanjang bantaran sungai ini bisa dihilangkan, sehingga BPBD Pessel bersama pihak terkait lainya terus melakukan imbauan dan sosialisasi.

" Kita bersama pihak terkait lainya, termasuk juga pemerintahan nagari, terus menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak lagi mendirikan bangunan baru di sepanjang bantaran sungai. Bagi yang sudah terlanjur, kita sarankan untuk pindah, serta terus meningkatkan kewaspadaan, terutama sekali disaat musim hujan," jelasnya. (05)

Penulis: Yoni Syafrizal
Berikan Reaksi Anda:

Komentar

Belum ada komentar.

Share :

Kategori

Please enter your name.
Please enter a valid email.
Please write a comment.