TAPAN, Okt.
SYAMSUL BAHRI (58) warga Tapan yang tengah mengambil whuduk Zhohor disungai Batang Sindang Lunang Kamis pekan lalu diseret buaya sepanjang + 2 Km dari lokasi arah ke muara.
Korban ditemukan esok harinya, Jumat dalam kondisi tidak bernyawa lagi, namun jasadnya tetap utuh dan hanya mengalami luka-luka ringan disekitar kaki dan pinggang. Diduga korban kehabisan nafas ketika diseret buaya disepanjang Batang Sindang itu.
Menurut informasi yang diperoleh di Tapan, kejadian berawal ketika korban mengambil whuduk zhohor disiang itu seusai bekerja di kebunnya di Blok D Kecamatan Lunang Silaut.
Ditengah mengambil whuduk, seketika kakinya diterkam seekor buaya yang mungkin sudah lama mengintainya. Anjing korban yang selalu mengikuti korban kemana pergi terus menyalak melihat kondisi seperti itu.
Edi (32) menantu korban yang tidak seberapa jauh dari lokasi kejadian segera berlarian kearah anjing yang terus menyalak. Dilihatnya, ditengah sungai mertuanya Syamsul Bahri tengah berada dimulut buaya yang terus bergerak arah ke muara.
Edi terus mengikuti kemana arah buaya itu lari, sementara warga disekitar perkebunan juga berhamburan arah ke sungai menyaksikan buaya yang tengah melarikan sesosok anak manusia.
Kalah ligat dengan gerak buaya, Edi kehilangan jejak bersama warga yang mencari Syamsul Bahri yang dilarikan buaya itu. Dan jasad korban baru ditemukan esok siangnya, Jumat sekitar pukul 10.00 WIB, mengampung diatas sungai yang berjarak + 2 Km dari lokasi kejadian.
Isteri Korban Norma (50) yang dikunjungi Bupati Pesisir Selatan H.Nasrul Abit di Tapan Sabtu lalu terlihat tabah menerima cobaan itu.