Bakri Sofian 47 warga Pincuran Baru Kenagarian Setara Nanggalo merupakan salah satu petani jeruk di kenagarian ini . Dimana lahan tidur miliknya yang selama ini dibiarkan saja sekarang dilaihkannya menjadi perkebunan jeruk guna menambah penghasilan keluargannya.
Pulang dari Dinas sebagai KAUR di Kantor Walinagari, Bakri menuju keladang jeruknya yang tidak begitu jauh dari rumahnya. Dengan membawa cangkul lelaki ini mulai membersihkan rumput rumput yang tumbuh liar dilahannya . Sambil sekali kali melihat pohon jeruk yang dimilikinya.
Setelah membersihkan rumput , Bakri selanjutnya memetik jeruk miliknya tersebut dan dikumpulkannya kedalam keranjang yang telah disediakannya. Pada hari ini Bakri akan memanen buah jeruknya ini sebab telah ada beberapa bagian yang telah bisa di panen.
Selang tidak lama kemudian , seorang masuk keadalam kebun jeruknya . Dan ternayat itu adalah orang yang akan membeli hasil panen. Setelah ditimbang berapa berat jeruk yang telah dipetik Bakri kesepakatan harga terjadi dan Bakri menerima uang hasil penjualan panen jeruknya .Panen jeruk tidak setiap hari bisa dilakukan oleh Bakri , tergantung banyaknya buah yang bisa di panen, namun
Bakri sofian 47 menceritakan , dirinya hanya menanam 20 batang jeruk di samping rumahnya.Namun selang berjalan waktu tanaman jeruk ini mberbuah dan hasil yang didapatkannya cukup lumayan . maka terpikir olehnya untuk mengembangkan tanaman jeruk dengan jumlah yang lebih banyak . Dilahan tidur miliknya seluar 1/2 hektar diolahnya dan ditanaminya sebanyak 80 batang dimana harga satu bibit pohon Jeruk sebesar Rp 8000/batangnya . Setelah 2 bulan kemudian bibit tersebut ditambahnya lagi hingga sekarang jumlah pohon jeruk miliknya mencapai 180 batang .
Suami dari Suspayenti 40 ini menjelaskan setelah masa tanam sekitar 2,5 tahun buah jeruk baru bisa di panen . Dan sekarang dari lahan jeruk miliknya setiap minggunya bisa panen hingga 100 kg hingga 200 kg. Jika nilai jualnya per Kg Rp 7.000 maka penghasilan yang didapatkan oleh Bakri Rp 700 ribu hingga Rp 1.400.000,-. Pasar jeruk miliknya masih pasar lokal yang dijual ke pasar pasar tradisonal di Pessel dan di Kawasan Wisata.Jadi ketika banyak petani yang panen maka harga jual jeruk menjadi turun .
"Panen buah jeruk bisa lama mencapai 10 tahun tergantung dengan perawatan yang diberikan kepada tanaman ini. Sebab sifat pohon jeruk makin tua makin banyak buah yang dihasilkannya. Karena itu kita harus pandai pandai untuk merawat tanaman jeruk tersebut," ujarnya
Selanjutnya tata cara bertanam jeruk ini juga tidak susah, berbekal dari pengalaman petani jeruk yang ada disekitar daerahnya.akibatnya jika tanaman jeruk di serang hama seperti cendawan api maka para petani jeruk secara bersama sama untuk mencarikan solusinya .
"Namun hingga ini hama penyakit tanaman jeruk cendawan api belum ada penanggunglangannya dan telah ditanya juga kepada pihak terkait melaui PL belum juga ada obat yang ampunh. Jadi salah satu cara penangulgnannya adalah mencabut pohon yang terkena penyakit tersebut," ujarnya
Pola tanam jeruk yang dilakukan Bakri dan petani lainnya secara berkala , dengan tujuan agar panen tidak serentak dan harga dipasaran juga tidak anjlok.
"Tetapi petani juga mengalami kesulitan terkait biaya perawatan tanaman jeruk yang tidak murah dan sebagian besar petani banyak yang beeutang dan diganti ketika telah panen," ujarnya
Karena itu Bakri sangat berharap adanya pinjaman modal dan keterjaminan pasar untuk petani . agar petani memiliki modal untuk pengembangan tanaman mereka dan ketika panen harga tidak anjlok karena telah adanya jaminan pasar . (07)