Pesisir Selatan-Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Alirman Sori melakukan pertemuan dengan Pemimpin Bank Nagari Cabang Painan, Helfiyanrika, Jumat (30/4) di kantor bank nagari setempat.
Pertemuan itu, dalam rangka pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 yang menitik beratkan kepada manfaat program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) terhadap Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
"Salah satu mitra DPD RI Komite IV itu adalah perbankan. Nah, hari ini saya sengaja berkunjung ke kantor Bank Nagari Cabang Painan, untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan perbankan, terutama pelaksanaan program PEN yang membantu para pelaku UMKM," jelas Alirman Sori.
Dari hasil komunikasi bersama Pimpinan Bank Nagari Cabang Painan, dia menjelaskan secara umum kegiatan perbankan berjalan lancar. Bahkan dengan adanya program PEN yang dikucurkan melalui anggaran yang cukup besar tersebut, dapat membantu masyarakat di sektor ril UMKM di daerah.
Alirman meminta agar Bank Nagari Cabang Painan melakukan mitigasi dan edukasi kepada masyarakat terutama yang bergerak di sektor UMKM, karena secara vital, menurutnya yang paling terkena dampak serius Covid-19 adalah para pelaku UMKM.
Dia menegaskan, kondisi ekonomi yang terjadi saat ini sangat berbeda dengan peristiwa krisis moneter pada tahun 1998. Kata dia, pada 1998 kegiatan UMKM sangat kuat dan bergerak cepat. Yang mengalami dampak saat itu, hanyalah pelaku usaha tingkat tinggi atau sekelas nasional.
"Saya menilai, situasi ekonomi sekarang berbeda dengan situasi kondisi krisis moneter di era 1998. Pada 98 itu kondisi UMKM itu sangat kuat sekali, yang roboh itu kegiatan usaha tingkat tinggi, sekelas nasional,'ujarnya.
Untuk itu, Alirman Sori mendorong perbankan khususnya Bank Nagari Cabang Painan dapat melakukan tanggungjawab semaksimal mungkin untuk menjalankan program PEN dan penyaluran kredit kepada pelaku UMKM sesuai dengan yang ditargetkan.
Sementara itu, Pemimpin Cabang Bank Nagari Painan, Helfiyanrika mengatakan, saat ini, pihaknya telah melakukan penyaluran kredit untuk UMKM di Pesisir Selatan sebesar Rp 32 miliar dari pagu anggaran sebesar Rp 120 miliar. Meski di tengah Pandemi Covid 19, diakuinya laju pembayaran kredit masih berjalan baik tanpa kemacetan yang tidak begitu tinggi.
"Ya, kita sudah menyalurkan kredit Rp 32 miliar, dari total pagu anggaran Rp 120 miliar. Hingga kini tingkat kemacetan masih rendah. Kita kondisinya di 2,3 persen. Kalau soal persyaratan kredit juga tidak terlalu rumit. Normatif dan secara proses cepat sekali, apalagi di tengah Pandemi Covid-19," tuturnya. (03)