Ujang Petani Sukses Dari Surantih Pessel Berpenghasilan Hingga Rp 500 Ribu/Hari

20 Oct 2014 1412 x Dibaca

Menjadi Petani dengan penghasilan setiap harinya berkisar Rp 300 Ribu hingga Rp 500 Ribu mengantarkannya Busril alias Ujang menjadi petani yang sukses, bahkan dia berkeinginan anak anaknya sekolah yang tinggi namun tetap mengikuti jejaknya menjadi petani.

Matahari belum menunjukan sinarnya di ufuk timur di Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan . Pukul baru menunjukan pukul 06.00 Wib, namun puluhan petani ini telah berada di lahan pertanian  , dengan sigap mereka memetik hasil panen berupa kacang panjang, buncis, cabe,tomat untuk bisa segera dijual kepada pedagang yang akan datang kekebun mereka beberapa saat kemudian.

Dan benar tidak lama kemudian beberapa orang pedagang datang untuk membeli hasil petikan mereka tersebut, tawar menawar harga dan pundian rupiah mengalir kepada saku mereka.

Pemandangan itu setiap harinya di lahan milik busril (Ujang) pria kelahiran 5 April  1972 ini warga Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan , Sebagai petani dia bisa dibilang sebagai petani yang sukses sebab setiap harinya dia mendapatkan penghasil berkisar Rp 200 ribu hingga Rp 500 Ribu.

Pria yang tidak tamat SMP ini  menceritakan, kalau dia kesehariannya dulu hanyalah seorang nelayan yang setiap harinya pergi melaut dan mendapatkan hasil untuk kebutuhan keluarganya namun lama kelamaan hasil yang didapat melaut tidak lagi mampu untuk menumpang kehidupan keluargaanya.

Maka dia berpikir untuk mencoba mencari usaha sampingan, maka Ujang panggilan kesehariannya ini berpikir potensi yang ada di daerahnya ini sangat besar namun belum digarap dengan baik, maka hanya berpengalaman seadanya dia mencoba untuk membuka lahan pertanian dengan menanam tanaman holtikultura seperti cabe,semangka,mentimun,melon.

Tapi kegagalan demi kegagalan didapatnya , semua itu disebabkan karena pengalaman yang minim dan ketidak tahuannya terhadap budidaya tanaman tersebut.tapi Ujang tidak putus asa dia giat mencari imformasi dan belajar dengan membaca buku dan melihat di internet.

Hal hasil dia menemukan beberapa cara budidaya holtikura yang baik dan menerapkannya di lahan dataran rendah. Pengatahuan yang dimilikinya itu tidak dipakainya sendiri namun juga di berikannya kepada masyarakat lainnya sehingga warga lain juga bisa membuka lahan pertanian seperti dirinya dan memiliki penghasilan yang baik .

Pada tahun 2009 Ujang mencoba membudidayakan bawang merah di lahannya, dengan hanya membeli bibitnya di pasar, dia mencoba menanam dilahan miliknya, kembali kegagalan didapatkannya, tetapi dia kembali mencoba dan menambah pengetahuannya dari berbagai sumber hal  dan kembali mencoba komoditi lainnya seperti bawang merah asal Brebes Jawa Timur dan ternyata komoditi ini bisa untuk dikembangkan di daerahnya sebab kondisi alam Brebes sama dengan kondisi alam didaerahnya ,hasilnya pada tahun 2011 dia berhasil memanen bawang merah  melimpah yang bisa bersaing di pasaran .

Karena dia mampu  mengembangkan komoditi bawang merah bersama dengan petani lainnya sehingga pada tahun 2012 dia mewakili Sumbar ke Jambore Varietas Bawang Merah Tahun 2012 yang dilaksanakan di Desa Randusari Kecamatan Losari Kabupaten Brebes Jawa Tengah Tanggal 18 Juli 2012 dengan tema Menuju Mandiri Benih Bawang Merah 2013.

Lebih lanjut diterangkannya, keberhasilannya sebagai petani ditularkannya kepada petani lainnya, dengan kelompok taninya dan warga lainnya mencoba membuka lahan tidur yang selama ini dibiarkan oleh masyarakatnya terbengkalai dan tidak menghasilkan. Dengan ilmu yang dimiliki dan masih belajar dengan petani sukses lainnya mengantarkan petani di Surantih memiliki penghasilan besar setiap harinya .Bahkan petani didaerahnya juga memakai bibit unggulan yang di pasok oleh perusahaan distribusi bibit .

Suami dari Gustina ini menerapkan Pola dan sistim kekeluargaan, Dimana petani lainnya yang ingin membuka lahannya untuk ditanami diberikan bantuan modal berupa bibit dan pupuk dan dapat dibayar dengan tenaga ataupun hasil panen petani itu sendiri.

Ayah tiga orang anak ini selalu mengajarkan agar petani untuk bisa mendiri pola ini diupayakannya ketika para petani itu sudah bisa panen dan mengolah lahannya beberapa kali . Bahkan Lahan yang digunakan Ujang untuk bercocok tanam tersebut tidak seluruhnya miliknya namun juga disewanya dari warga lainnya, dan kini  dia memiliki puluhan tenaga kerja setiap harinya untuk mengolah lahannya,dan harus mengeluarkan gaji buruhnya setiap bulannya hingga  Rp 10 Juta.

Ujang juga memiliki keinginan terhadap putra putrinya, dia ingin anak anaknya sekolah tinggi namun tetap berprofesi sebagai petani. sebab dengan menjadi petani bisa ikut memberdayakan orang lain dan memiliki penghasilan yang lebih besar.

"Saya ingin mereka sekolah tinggi, namun saya juga memiliki keinginan agar mereka juga bisa menjadi petani yang sukses sebab dengan menjadi petani kita bisa memberdayakan orang lain, Bia di rimbo ketek tapi jadi bos, apaguna dirimbo gadang cuma jadi anak buah dan jika ada kemauan yang kuat maka ada jalan untuk maju." ujarnya ketika memberikan ispirasi kepada anaknnya

Usaha kerja kerasnya itu menjadi inspirasi bagi petani lainnya untuk bisa meraih sukses sama dengan dirinya dan kini ratusan hektar lahan tidur dulunya kini beralih menjadi lahan holtikultura. seperti Roby Suhendra yang menjabat sebagai Walinagari Surantih, terispirasi dengan kesuksesan Ujang maka dia  juga mengikuti jejak Ujang menjadi petani disamping kesehariannya sebagai pelayan masyarakat atau Walinagari

Roby juga termasuk petani yang sukses ,setiap harinya dia memiliki penghasilan Rp 200 ribu hingga Rp 400 Ribu, jauh lebih besdar penghasilannya sebagai walinagari.

"Saya tertarik untuk menjadi petani karena kegigihan dan kesuksesan yang dicapai oleh Ujang dan jejak nya itu juga banyak di ikuti oleh petani lainnya," ujarnya

Kedepan Ujang bersama dengan petani lainnya ingin memiliki perhimpunan petani yang bertujuan untuk membentuk kelompok  petani yang lebih terarah salah satunya dalam pola tanam,dengan tujuan mencegah panen serentak sehingga hasil tidak jatuh dipasaran.

" Kita ingin sekali  hasil tani kita ini bisa menguasai pasar minimalnya seluruh pasar yang ada di Kabupaten Pessel dan mengalahkan hasil pertanian dari daerah lainnya," akhirnya (Elfi Mahyuni) 

Penulis: Elfi Mahyuni, S.H
Berikan Reaksi Anda:

Komentar

Belum ada komentar.

Share :

Kategori

Please enter your name.
Please enter a valid email.
Please write a comment.