Sungai Nyalo Nagari Penghasil Kapal

07 Sep 2015 952 x Dibaca

Sungai Nyalo, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan adalah salah satu nagari di destinasi Kawasan Wisata Bahari Terpadu Nasional (KWBTN) dengan jumlah Kepala Keluarga tak lebih dari 150. Nagari ini adalah salah satu penghasil kapal dengan spesifikasi kapal nelayan dan kapal angkut sederhana. Sejumlah seniman dan tukang kapal berdedikasi untuk menjalankan aktivitas di nagari tertinggal ini.

Lantas bagaimana dengan produksi kapal di Sungai Nyalo tersebut ? Sudahkah sesuai dengan kebutuhan dan permintaan secara umum ? Ternyata untuk mendapatkan kapal jenis tonda memenuhi persyaratan "tekhnis" tidak mudah. Mendapatkan kapal sama sulitnya dengan mendapatkan kayunya. Berikut penulis laporkan kegiatan pembuatan kapal di Nagari Sungai Nyalo tersebut. 

Walinagari Sungai Nyalo Samsuricon menyebutkan, disini terdapat puluhan "pabrik" kapal milik warga. Selain melaut, warga menggantungkan hidup pada kegiatan ini. Para tukang belajar membuat kapal secara otodidak dan ilmunya turun - temurun. "Beberapa karakteristik kapal memang dipelajarinya turun temurun. Seni menata dan mempercantik kapal didapatkannya perlahan - lahan seiring tuntutan zaman," katanya.

Para tukang tidak pernah belajar tentang hukum Archimedes. Mereka tidak pula pernah belajar tentang ilmu diagonal ruang, ilmu tabung dan sebagainya. Namun kapal yang dibuat tetap bisa memenuhi hukum dan syarat sebuah benda bisa mengapung di air. Bilateral simetris, haluannya tajam, kuat membelah dan nembus ombak, tahan terpaan badai. Begitulah hasilnya.

Menurut Samsuricon, mereka telah terlatih bekerja menggunakan insting. Kekuatan inilah yang telah menyebakan tukang kapal berhasil menciptakan kapal dan kemudian akhirnya bisa berlayar di lautan. Kapal hasil pekerjaan tangan merekapun sempat di beli konsumen dari berbagai daerah.

Selanjutnya Ujang (55), salah seorang pembuat kapal di Sungai Nyalo menyebutkan, biaya untuk pembuatan satu unit kapal jenis tonda diperkirakan sekitar Rp100 juta. Kemudian itu sudah masuk biaya kerja atau. Ini harga untuk sebuah kapal ukuran sedang dengan bahan kualitas satu dan dua. "Saat ini sulit mendapatkan kayu kualitas satu untuk pembuatan kapal, kita terpaksa menggunakan kayu kualitas tiga, atau paling hebat kualitas dua," katanya lagi.

Menurutnya kapal dengan panjang sepuluh  meter paling cepat bisa diselesaikan selama dua enam bulan, dengan catatan  bahan tersedia cukup. "Karena ada proses - proses yang mengharuskan pengerjaannya terhenti. Misalnya proses pelenturan dan membentuk lekukan kayu dan perakitannya," ujarnya menjelaskan.

Disebutkannya, rahasia untuk menciptakan kapal bagus terletak pada indang (bagian bawah atau sasist-red). Indang kapal harus terbuat dari kayu yang kuat namun lentur. Jika bagian ini tidak sempurna, niscaya kapal tidak dapat mengapung dengan sempurna pula. Jika indang terlalu lebar, kapal akan menjadi berat, namun jika terlalu tajam kapal menjadi oleng.

 "Kemudian jika kayu yang dipakai adalah kayu yang lunak ia akan cepat keropos, dan tidak tahan berbenturan dengan benda keras, misalnya karang atau benda lainnya yang ada di laut. Jika kayu tidak dipilih bisa - bisa kapal bocor di lautan," ujarnya lagi.

Yang kedua rahasianya berada pada gading -gading (kerangka tempat dinding sampan di paku). Bagian ini harus bilateral simetris. Antara satu sisi dengan sisi lainnya. Bila gading - gading tidak bilateral kapal akan oleng, ia tidak dapat mengapung dengan sempurna. "Jika ini yang terjadi akan menjadi bahan tertawaan dan ejekan orang lain, kurangi kesalahan sekecil mungkin," katanya.

Perlu juga dingat, jarak antara gading dengan gading lainnya juga harus diatur sedemikian rupa. Gading yang terlalu rapat akan menyebakan kapal terlalu berat dan sulit berlayar, bahkan bisa karam sebelum berlayar. Sementara gading yang terlalu berjauhan menyebabkan kapal terancam patah saat di lautan. "Yang terpenting kita menjaga keserasian dan keseimbangan gading - gading," ujarnya lagi.

Gading - gading juga menjadi bagian penting untuk memasang kayu dinding atau lambung kapal. Semakin baik susunan gading, maka dinding kapal akan semakin baik pula dan artistik. Bagian ini menjadi penentu ukuran dan bentuk kapal.

Ketiga yang perlu diperhatikan adalah keserasian antara bagian haluan (depan) dan buritan (bagian belakang) kapal. Haluan kapal yang baik adalah bentuknya yang tajam dan ujungnya lebih tinggi dari ujung dinding bagian tengah kapal, namun dibelakangnya harus disambut gading yang agak lebar. Struktur haluan seperti itu berfungsi saat menghadapi ombak. Ia akan mampu memancung ombak dengan cepat dan tangkas. Perlu pula diingat haluan kapal harus terbuat dengan bahan yang kuat. Selain menyangkut keindahan perwajahan kapal, kekuatan haluan sangat menentukan jika berhadapan dengan keadaan terpaksa. Misalnya tabrakan.

Sementara bagian buritan ada dua bentuk. Pertama dibuat lebar, kedua lancip. Buritan lebar biasanya dipergunakan untuk perahu yang menggunakan motor atau mesin. Sementara buritan lancip biasanya tidak memakai mesin, misalnya hanya menggunakan pendayung, galah atau layar. Namun yang terpenting adalah, buritan perahu haruslah lebih rendah dari posisi ujung haluan. Supaya juru mudi lebih mudah mengendalikan perahu.

"Bila persyaratann tekhnis seperti yang disebutkan tadi telah dipenuhi dan pengerjaan selesai dengan apik dan hati hati, maka dengan demikian kapal atau perahu telah selesai pengerjaannya. Ia telah bisa mengapung dengan baik di lautan, asal pemasangan damar rapi dan sempurna," ujarnya menunjukkan salah satu karya teranyarnya.

Untuk, memperindah dan memenuhi persyaratan artistik, kapal biasanya di cat sesuai dengan selera. Tambahannya, untuk kepentingan tertentu kapal perlu juga diberi bercadik. Terutama untuk membawa beban yang agak banyak, atau payang. Atau kondisi kapal suatu ketika mengalami kerusakan sehingga jadi oleng atau berat sebelah.

Penulis: MsrPd - Administrator
Berikan Reaksi Anda:

Komentar

Belum ada komentar.

Share :

Kategori

Please enter your name.
Please enter a valid email.
Please write a comment.