Produksi Kakao Terancam, Pemkab Akan Gelar Buru Tupai

04 Mar 2011 803 x Dibaca

Painan, Maret----

Upaya Peningkatan produksi komoditi kakao di kabupaten Pesisir Selatan terancam. Hama tupai yang menyerang perkebunan rakyat di daerah ini membuat hasil panen semakin menurun. Saat ini petani hanya bisa menanam kakao pada lahan dekat pemukiman.

Kondisi ini membuat Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura Perkebunan Dan Peternakan (Dispertaholbunnak) Pesisir Selatan mencari solusi untuk mengatasi serangan hama tupai tersebut.

Kepala Dispertaholbunnak Pesisir Selatan Afrizon Nazar mengaku dalam waktu dekat akan dilakukan gerakan massal berburu tupai. pemberantasan musuh alam utama tanaman kakao itu akan melibatkan masyarakat.

" Gerakan ini sedang dalam perencanaan dan dalam waktu dekat akan segera dilaksanakan. Tupai yang berhasil ditangkap akan dihargai mulai Rp500 sampai Rp1000/ ekor," kata Afrizon Nazar, Jumat (4/3).

Dikatakan, kakao memiliki prospek pengembangan cerah dan harga di pasaran pun cukup bagus. Namun keluhan masyarakat petani mengenai hama tupai ini perlu disikapi dengan gerakan berburu tupai di sekitar perkebunan kakao masyarakat. Afrizon menyatakan ancaman hama tupai membuat produksi dan pengembangan tanaman kakao dua tahun terakhir mengalami penurunan.

" Masyarakat petani jadi enggan melanjutkan usaha menanam kakao terutama pada lahan perkebunan yang jauh dari pemukiman karena buah kakao selalu habis digerogoti tupai," lanjutnya.

Luas lahan kakao di kabupaten Pesisir Selatan tahun 2010 berdasarkan data Dispertaholbunnak Pesisir Selatan tercatat seluas 2.506 hektar dengan tingkat produksi mencapai 1.000 ton. Harga biji kakao di tingkat pedagang pengumpul saat ini terpantau antara Rp18 ribu sampai Rp21 ribu/ kilogram. (03

Penulis: MsrPd - Administrator
Berikan Reaksi Anda:

Komentar

Belum ada komentar.

Share :

Kategori

Please enter your name.
Please enter a valid email.
Please write a comment.