Painan, Maret----
Pengeringan Komoditi Kakao (coklat) yang belum maksimal oleh petani perkebunan di Painan Pesisir Selatan membuat harga biji kakao menjadi turun dari Rp24 ribu per Kg menjadi Rp20 ribu per Kg, pada sabtu (12/3)
Pedagang pengumpul komoditi perkebunan Kecamatan IV Jurai, Edi (46) menyebutkan kualitas kakao menjadi kurang bagus karena petani lebih banyak menjual kakao basah yang keringnya belum maksimal dari pada kering dengan warna kecoklatan
"Berat biji kakao yang masih basah dihargai antara Rp14 ribu hingga Rp20 ribu per Kg," imbuhnya.
Cuaca merupakan faktor penting dalam pengeringan biji kakao karena petani tidak bisa melakukan pengeringan maksimal setelah dipanen bila cuaca sering berubah
Turunnya harga kakao jelas-jelas merugikan mereka sendiri sebab biaya dan penghasilan yang didapat jauh berkurang dan belum seimbang dengan biaya panen yang harus dikeluarkan.
Sementara data dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura, Peternakan dan Perkebunan Pessel tercatat luas lahan perkebunan kakao di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) meningkat pada tahun 2010 karena tingginya minat masyarakat mengembangkan komoditi ini
Penambahan lahan kakao tahun ini mencapai 328 hektar atau dari 2.178 hektar pada tahun 2009 triwulan ketiga bertambah hingga akhir tahun 2010 lalu triwulan keempat menjadi 2.506 hektar
Penambahan luas lahan kakao ini tersebar pada beberapa kecamatan, di antaranya Kecamatan Koto XI Tarusan, Kecamatan IV Jurai, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Bayang dan Bayang Utara.(02)