Kebudayaan tradisional merupakan jatidiri bangsa yang dicerminkan melalui kehasan tarian, tradisi,pakaian ataupun seni lainnya. Namun sangat disayangkan bila kebudayaan tersebut harus tergeserkan dengan kebudayaan modern.Banyak generasi muda sebagai penerus bangsa yang seharusnya mewarisi kultur budaya negarannya sendiri seharusnya lebih memiliki rasa memiliki dan ingin belajar sebagai aspek pendukung pelestarian kebudayaan tradisional, namun sebaliknya mereka lebih menyukai kebudayaan modern yang menurut mereka lebih gaul dan tidak ketinggalan jaman.
Mungkin karena kebudayaan tradisional bersifat statis (Tidak berkembang) dan inilah barang kali yang menimbulkan kebosanan generasi muda untuk melanjutkan kesenian tradisional . Namun langkah langkah yang dilakukan oleh Sanggar Seni Nan Gombang yang dirikan oleh Osrizal Yaman bersama dengan istrinya Ellia Ridanti Spd
bertolak belakang. Kesenian tradisional mampu berkembang dengan kreasi kreasi baru.
Beralamat di pusat kota Painan sanggar ini berdiri 6 februari 1988 mengajarkan anak anak muda Kabupaten Pesisir Selatan khususnya Painan aneka seni baik itu seni tari, lagu, puisi,theater, musik tradisional .Pendirian sanggar ini diawali dengan desakan beberapa pemuda painan yang memiliki kemampuan seni suara,tari dan kerasi lainnya. mereka ingin memiliki wadah yang bisa menampung mereka untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki.
Pasangan suami istri ini menceritakannya Sanggar Seni Nan Gombang cukup mendapat respon dari kalangan generasi muda, ini terbukti awal pendiriannya jumlah anak sanggarnya mencapai 200 anak yang ingin belajar aneka seni. "Awal pendirian sanggar ini didukung oleh tokoh masyarakat dan generasi muda yang memiliki potensi seni yang besar, bahkan pendirian sanggar ini dikukuhkan oleh Badan Koordinasi Kesenian Nasional Indonesia (BKKNI) dan awal pembentukan BKKNI Pessel," ujar Osrizal .
Dan dalam perjalananan karirnya Sanggar ini telah melahirkan beberapa seniman yang berprestasi hingga ditingkat internasional. Bahkan sanggar ini setiap momen pekan budaya selalu mewakili Kabupaten Pessel dan mendapatkan apresiasi dan juara. Dan setiap ada tamu tamu ke Pessel selalu sanggar Seni Nan Gombang menjadi penyambut dengan menampilkan tarian persembahan yang telah dikreasikan dengan lbih modern.
Semenjak tahun 1989 mewakili Pessel untuk pekan budaya dan banyak meraih prestasi yang membanggakan bahkan penghargaan yang dapat hingga ditingkat internasional .Seperti contoh Festival siswa Nasional menyambet juara mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten,provinsi hingga nasional dan mewakili Indonesia untuk tingkat Internasional di Kuala Lumpur Malaysia.
"Selain itu sanggar nan Gombang telah banyak menampilkan karya dan mementaskannya hampir diseluruh Indonesia seperti Yogyakarta, Pekan Baru, makasar dan beberapa daerah lainnya di Indonesia," lanjutnya
Bahkan sanggar ini menjadi ikon Kabupaten Pesisir Selatan, berbagai event,festival yang digelar selalu sanggar ini yang menjadi pagar ayunya. Ini semua berkat kerjasama yang alot dan baik antara pihak sanggar, pemerintah daerah dan masyarakat. Sebab menilai keberadaan sanggar ini telah membawa nilai positif bagi generasi muda untuk berkreasi dan berinovasi.
Tetapi semua itu tidak semuanya berjalan mulus, tetap saja kendala pendanaan menjadi masalah utama.Ketika akan pentas yang harus melibatkan banyak anak sanggar seperti tarian massa maka harus mengeluarkan biaya besar baik itu makan dan minum dan kelengkapan lainnya. "Memang pendanaan ditanggung panitia namun itu setelah acara selesai, maka kita harus menanggulanginya terelbih dahulu, dan itu terkadang menjadi kesulitan kami," ulasnya
Sementara itu Ellia Ridanti yang bertindak sebagai pendiridan pelatih disanggar ini menambahkan setiap akan pentas maka kreasi kreasi baru harus diciptakan. Dan hingga kini sudah puluhan karya seni kreasi yang telah diciptakan .baik itu kreasi tari tradisional maupun komteporen. Tenaga pengajar di sanggar ini adalah mereka yang memang berasal dari sekolah seni seperti Intitut Seni Indonesi (ISI) atau dari Universitas Begeri Padang (UNP) jurusan seni, drama, tari dan musik.
"Bersyukur kita memiliki anak sanggar yang memang memiliki talenta yang baik, sehingga mereka selalu mengembangkan kreasi mereka dan melanjutkan pendidikannya di sekolah seni dan ikut menganjarkan pengetahuan mereka keyunior mereka," ungkapnya
Darah seni yang dimiliki pasangan ini ternyata diikuti oleh 2 orang anak mereka, bahkan mereka juga memiliki prestasi yang banyak dibidang seni. Kedepannya pasangan ini sangat menginginkan regenerasi kreasi kreasi seni .Ada tongkat estapet dalam penciptaan kreasi kreasi baru. Dimana anak didiknya yang senior bisa memberikan pendidikan lanjutan ke yuniar mereka dan banyak bermunculan krerasi kreasi yang tidak kalah hebatnya dari kreasi lama.
Dengan harapan kreasi seni baik itu tradisional dan modern bisa selalu berkembang disetiap generasi dan tidak mati begitu juga minat remaja Pessel mampu selalu tumbuh untuk seni, sebab daerah ini memiliki banyak potensi, jika potensi itu bisa bekermbang maka tidak mungkin kesenian yang ada di Pessel menjadi kiblatnya seni yang ada di Sumbar.
Begitu juga dengan pemuda pemuda Pessel hendaknya bisa menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Ciptakan karya seni yang banyak dan perkaya seni itu dengan inovasi inovasi yang bermutu dan berkualitas.
"Semua itu tidak terlepas dari dukungan dukungan semua pihak terutama pemerintah untuk menjadi jembatan bagi kita untuk menyalurkan kreasi kreasi seni ini. Kita ingin akan banyak lagi dukungan dari pemerintah untuk kelanjutan pelestarian kesenian yang ada di Pessel," ucapnya
Diakuinya selama perjalanan sanggarnya yang sudah berusia 27 tahun dukungan dari pemerintah setempat sangat banyak, mulai dari pasilitas pasilitas yang dimiliki sangar seperti pakaian, alat musik semuanya berkat dukungan pemerintah daerah.
Salah seorang staf pengajar tari di sanggar ini Intan Permata 25 mengungkapkan dia belajar tari semenjak SMP. Minatnya mengeluti seni tari ini hingga sekarang karenan dukungan pihak sanggar dan pihak keluarga. Banyak prestasi yang didapatkannya mulai dari tingkat kecamatan, Kabupaten hingga tingkat nasional. Bahkan gadis manis melanjutkan pendidikannya di UNP jurusan seni dan sekarang mengajarkan jurusan seni budaya di SMKN I Painan."Dengan seni kita bisa menunjukan jati diri kita, dengan seni kita bisa berprestasi dan dengan harapan kedepan kita bisa meraih prestasi yang lebih baik," ujarnya (Elfi Mahyuni )