Ketika seseorang mengalami permasalahan psikologis, seringkali sumber masalahnya adalah orangtuanya sendiri, mengapa begitu? Mari kita simak sama sama.
Menurut Ferdian Permana M.Psi. Psikolog, selama 7 tahun ia praktek sebagai seorang psikolog klinis , ia melihat banyak sekali pasiennya yang mengalami Anxiety (Kecemasan Berlebihan), Depresid Disorder, Bipolar Disorder, gangguan kepribadian dissosiatif, anti sosial, sampai dengan Narcissistic Personality Disorder (Gangguan Kepribadian Narsisistik) dll.
“Mereka sebagian besar itu punya permasalahan dengan orangtuanya, sebagian besar punya konflik dengan orang tuanya, punya beban yang diberikan orangtuanya terlalu besar atau bahkan tidak diperdulikan oleh orangtuanya. Intinya selalu ada kaitan dengan orang tuanya sebagai akar masalah dari permasalahan psikologis yang mereka hadapi’’. Jelasnya dalam channel youtubenya.
Dari kasus tersebut kita dapat menganalisa bahwa orangtua itu adalah sosok yang seharusnya paling dekat dengan anaknya, orang yang seharusnya bisa memberikan apa yang anak butuhkan. Misalnya ketika anak membutuhkan perhatian,kasih sayang, perlindungan, kehadiran orangtuanya memberikannya.
Tapi sayangnya ketika kita masih kecil, kita hanya bisa berharap, mempercayai, dan mengandalkan orangtua untuk memiliki parenting yang baik. Sedangkan tidak semua orangtua diberkahi dengan parenting yang baik dan tidak semua orang tua bisa selalu hadir untuk anaknya.
Kondisi kesehatan mental anak dapat memengaruhi perkembangan dan tumbuh kembangnya. Anak yang tumbuh dengan kondisi kesehatan mental baik akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik, menjadi lebih mandiri dan hidup lebih sukses.
Sebaliknya, orang tua yang memiliki masalah kesehatan mental seperti gangguan depresi atau kecemasan, akan cenderung lebih sulit dalam memberikan perawatan untuk anak. Orang tua dapat mewariskan kekhawatiran atau ketakutan yang ia rasakan ke anak sehingga anak berisiko tumbuh memiliki ketakutan atau kekhawatiran yang sama.
Terlebih lagi, jika orang tua yang memiliki masalah kesehatan mental tidak mendapat penanganan yang tepat dan juga tidak mendapat bantuan saat merawat dan membesarkan anak. Orang tua dapat mengalami stres dan tekanan yang membuatnya tidak memberikan perawatan maksimal saat mengasuh anak.
Jika orangtua menyadari memiliki masalah yang membutuhkan bantuan ahli kesehatan mental, sebaiknya segera periksakan ke dokter. Semakin dini masalah kesehatan mental yang ditangani, maka penanganan kesehatan mental yang dialami juga akan semakin mudah.
Pembelajaran tatap muka di sekolah dapat menjadi sarana pengembangan kemampuan sosial anak. Pasalnya, anak harus bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungan sekolah, termasuk dengan guru dan teman-temannya. Ia juga jadi tahu bagaimana harus bersikap ketika muncul masalah.
Agar aktivitas belajar bisa berjalan lancar dan anak merasa percaya diri di sekolah, peran orang tua untuk mempersiapkan mental health anak menjadi sangat penting. Ada beberapa cara yang bisa orang tua lakukan untuk menjaga kesehatan mental anak, antara lain:
Mau mendengarkan keluh kesah dan mendukung aktivitas anak dapat membangun ikatan emosional antara anak dan orang tua. Hal ini membuat anak percaya bahwa Anda adalah tempat yang aman untuk berkeluh-kesah, sehingga tidak ada hal yang perlu disembunyikan saat ia merasa kesulitan di sekolah.
Saat anak mengalami kesulitan, misalnya berselisih dengan temannya di sekolah, berilah ia kesempatan untuk menyampaikan apa yang ia rasakan. Selanjutnya, dorong anak untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan cara yang bijak. Dengan demikian, anak akan terstimulasi untuk selalu tangguh saat menghadapi masalahnya.
Kemandirian penting ditanamkan sejak dini oleh orang tua agar anak belajar bertanggung jawab, bisa membuat keputusan sendiri, dan tahu apa yang ia inginkan. Terbiasa mandiri akan menjadikan mental health anak lebih tangguh dan membuat anak siap menghadapi segala hal dengan percaya diri.
Untuk melatih kemandirian anak, Anda bisa menunjukkan kebanggaan dan dukungan terhadap hal-hal positif yang ia lakukan, baik selama di sekolah atau di rumah. Berilah kesempatan agar anak dapat bertanggung jawab atas keputusan yang ia pilih, serta hargai perasaan dan pendapatnya.
Perubahan akan senantiasa terjadi dalam kehidupan dan anak-anak mungkin saja terkena dampaknya. Sebagai contoh, rencana liburan keluarga yang telah direncanakan batal karena suatu hal dan membuat Si Kecil merasa kecewa.
Alih-alih memaksa mereka untuk mengerti keadaan, orang tua bisa mengajak anak untuk berpikir tentang aktivitas lain yang menyenangkan dan bisa dilakukan di sekitar rumah. Dengan begitu, anak akan terbiasa tanggap dengan segala perubahan yang terjadi dalam hidupnya di masa depan.
Setiap anak memiliki minat dan bakatnya masing-masing. Ada anak yang senang bermain musik, ada pula anak yang gemar bernyanyi, mewarnai, atau berenang. Anda dapat mendukung kegiatan yang disukai anak agar ia menjadi lebih aktif, kreatif, dan terampil.
Mendukung kegiatan anak dapat membantu menjaga mental health anak. Oleh karena itu, bebaskan dan dorong anak untuk mengeksplorasi minat serta bakatnya. Jangan melarang atau membatasi aktivitas anak, kecuali bila kegiatan yang ia lakukan bisa membahayakan keselamatannya.
Sama halnya pada orang dewasa, pola hidup sehat yang diterapkan pada anak dapat meningkatkan mental health dan membantu mencegah terjadinya gangguan kesehatan mental.
Anda bisa mulai membentuk pola hidup sehat pada anak dengan cara sederhana, seperti memastikan anak cukup tidur, memberikan anak asupan bergizi seimbang, dan mendorong anak untuk rutin berolahraga atau aktif bergerak.
Agar anak dapat melakukan aktivitas yang mendukung dan menjaga kesehatan mentalnya, Anda dapat melengkapi nutrisi harian anak dengan memberinya asupan sayuran, buah-buahan, sumber karbohidrat, dan susu.
Susu kaya akan nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh kembang anak, seperti protein, kalsium, dan asam lemak omega-3. Berbagai nutrisi tersebut diketahui dapat meningkatkan fungsi otak, memperbaiki suasana hati, serta membantu anak menjadi cepat tinggi, tangguh, dan tanggap. Agar praktis dan mudah disajikan, pilihlah susu pertumbuhan bubuk.
Itu adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk melatih mental anak agar kuat, sehingga anak mampu menghadapi segala masalah dan tantangan dengan baik.
Jika Anda merasa anak Anda mengalami kesulitan yang serius dalam hal kesehatan mental, pertimbangkan untuk mencari bantuan profesional dari seorang psikolog anak.
Semoga bermanfaat.