Berpengalaman semenjak kecil ikut bekerja di kebun orang di Lubuk Minturun Padang,membuat Nurlela wanita kelahiran tahun 1965 ini mencoba membuka usaha jual bunga hias. Aneka jenis bunga di letakannya dipingir jalan dilokasi lahan yang disewanya selama dua tahun.
Aneka jenis bunga seperti Ros, Mawar,kertas,puding,keladi hingga aneka jenis bibit buah buahanseperti sirsak,Alpukat,apel dan lainnya , masing masingya di tanam dalam sebuah polibek dan disusun rapi di pinggir jalan, tepatnya di Jalan Padang Painan Kenagarian Kapuh Kecamatan Koto XI Tarusan.
Wanita empat orang anak ini menceritakan awal minat dia membuka toko bunga dipinggir jalan tersebut. Nurlela menyewa lahan warga yang ada di pinggir jalan tersebut selama 2 tahun dimana setiap tahunnya Rp 500 ribu. .
Awalnya dia membibitkan aneka buah buahan dan beberapa jenis bunga yang nantinya dijualnya kepada masyarakat. Kepandaiannya dalam mengolah aneka bunga bisa menjadi aneka tanaman hias didapatkannya dari pengalaman beberapa puluh tahun bekerja di lahan /kebun orang di Lubuk Minturun Padang yang terkenal dengan angrowisatanya.
Padahal Nurlela adalah seorang buta huruf,namun menurut pengakuannya dia belajar dari pengalamannya setiap harinya.Dan nurlela berkeyakinan usahanya ini adalah usaha yang akan ditekuni olehnya sampai nanti. Alasannya tersebut karena dia tidak mau lagi mencari penghidupan lain.
"Saya sudah capek merantau kebebarapa daerah lain untuk mencari penghidupan namun hasilnya hanya cukup untuk kebutuhan sehari hari. Karena itulah saya berpikir untuk mengabdikan kepandaian saya di kampung sendiri," ujarnya
Usaha yang ditekuni oleh Nurlela tidaklah berjalan mulus, pandangan sinis dan cemoohan didapatkannya dari masyarakat sekitarnya . Masyarakat menghina dirinya dengan perkataan tidak mungkin bunga dijual akan laku dan bisa mendatangkan uang. Namun hinaan dan cibiran masyarakat tersebut dijadikan motivasi bagi dirinya untuk terus giat berusaha.
Hal hasilnya setelah lebih setahun usahanya tersebut , dia telah berhasil mendapatkan pundi pundi rupiah dan mencukupi untuk kekbutuhan segari hari dan biaya pendidikan anaknya
"Sekarang bunga yang saya jual lebih beragam , semua itu ada yang saya bibitkan sendiri dan ada juga yang memang dibeli dan dikembangkan dan dijual kembali. allamdulilah hasilnya sudah mulai mencukupi," ujarnya
Namun dalam pengembangan usahanya, tetap saja keterbatasan dana menjadi persoalan masyarakat untuk mengembangkan modalnya , termasuk juga dialami oleh Nurlela. Dia ingin sekali bisa mengembangkan usahanya tersebut lebih besar. Sekarang ini dia sudah mulai dikenal masyarakat sekitar namun dia kesulitan untuk memenuhi keinginan warga karena tidak adanya modal tersebut.
"Beberapa warga mulai mengenai toko bunga saya ini,namun beberapa keinginan mereka seperti beberapa jenis bunga dan bibit buah tidak bisa saya penuhi karena tidak saya harus membelinya dan harganya juga mahaldi pasaran," ujarnya
Nurlela telah mencoba untuk meminjam modal ke Bank ,namun ketika dia sampai di Bank angunan berupa BPKB motor dan sertifikat diminta pihak bank " Bagaimana Uni bisa menyediakannya , sedangkan hidup uni saja pas pasan dan tidak punya motor,maka sekarang terpaksa berutang ke pada rentenis/julo julo" ujarnya