Lelaki paro baya ini tidak bisa berkata kata.Tapi jelas kesedihan jelas tergambar diwajahnya. Tidak pergi melautnya bagan ( Kapal) semenjak sebulan belakangan ini membuat ayah 3 orang anak ini harus menjadi pengangguran .
Amrizal 46 Warga Apa Jaya Kenagarian Kapuh Kecamatan Koto XI Tarusan setiap harinya berprofesi sebagai nelayan di Cerocok Tarusan namun smeenjak sebulan belakangan ini Bagan Bagan yang pergi melaut dirazia oleh pihak terkait membuat Bagan yang yang setiap hari menjadi tempat mencari nafkahnya juga tidak melaut. Akibatnya dia harus ikut berhenti melaut dan harus memutar otak mencari penghasilan lain agar kehidupan rumah tangganya tetap bisa berjalan.
Yurmawati istrinya harus ikut membanting tulang menolong suaminya dengan menjadi tukang cuci dirumah warga dengan penghasilan yang juga tidak seberapa berkisar Rp 10 ribu hingga Rp 50 Ribu tergantung banyaknya kain dan kerleaan orang memberi. Namun terkadang upah yang diterimanya tidak berupa uang namun berupa barang seperti beras atau makanan.
Amrizal tidak paham kenapa bagannya tidak bisa melaut, namun kata pemilik bagan kalau kapalnya harus melengkapi surat surat sesuai aturan yang ada, namun bagi Amrizxal berhentinya melaut memubuat kehidupan keluargannya juga harus ikut berhenti.
Amrizal menerangkan sudah 20 hari dia tidak pergi melaut. Setiap harinya dia berusaha untuk bisa mendapatkan penghasilan baik itu bekerja sebagai buruh di sawah atau menjadi kuli , tapi itu juga tidak hari didapatkannya . Kalau tak ada penghasilan maka mau tak mau harus mencari utangan buat makan dan dia juga telah malu untuk melakukan itu. Begitu juga setiap harinya anaknya berangkat sekolah tanpa adanya uang belanja
Sebenarnya menjadi nelayan Amrizal tidak mendapatkan penghasilan banyak , setiap harinya dia hanya mampu mendapatkan penghasilan Rp 30 ribu hingga Rp 100 ribu. Penghasilan itu yang digunakannya untuk pendidikan 3 orang anaknya yang masih duduk di bangku SD, biaya dapur dan lainnya .
Amrizal bersama istrinya tinggal dirumah yang dibilang sangat kecil berukuran 5 x 2 meter , hanya ada satu kamar kecil didalamnya tak ada satupun perabotan yang ada cuma kasur reok, tumpukan kain yang diletakan didalam karton, meja kecil dan penerangan listrik yang disambung dari rumah tetangga. Sedangkan Dapur nya terletak diluar rumah tanpa dinding.
Sedangkan atap rumah yang hanya terbuat dari rumbia telrihat bocor begitu juga dinding rumahnya telah banyak lobang dan lapuk. Ketika hujan kondisi rumah ini semakin memprihatinkan. Air dengan mudah masuk kedalam rumah baik itu dari atap yang bocor hingga dari dinding dan halaman yang rendah
Amrizal tidak tahu bagaiman dia bisa memperbaiki rumahnya,karena saat ini dia tidak memiliki uang sama sekali ,sedangkan dapur rumahnya harus tetap berasap dan 3 orang anaknya harus terus bersekolah dan memiliki banyak kebutuhan.."Jangan berpikir untuk memperbaiki rumah menjadi layak huni untuk makan sehari hari saja kita kesulitan dan sering kesulitan,sekarang ini kita hanya bisa pasrah dengan keadaan ini,semoga bagan bisa segera melaut sehingga saya memilik penghasilan ' ujarnya
Baik Amrizal dan nelayan lainya sangat berharap sekali adanya perhatian dari pemerintah untuk membantu kesulitan mereka itu. Sebab selama bagan tidak melaut aktifitas nelayan akan terganggu sedangkan kebutuhan untuk makan harus selalu dipenuhi."Kita sangat berharap pemerintah bisa memberikan keperdulian kepada kami,keluarga butuh makan sedangkan keahlian yang kami miliki cuma melaut," ujarnya
Amrizal sangat berharap adanya bantuan untuk keluargannya terutama untuk bisa membedah rumahnya sehingga menjadi hunian yang layak sama seperti rumah warga yang berada disekiling rumahnya .Selain itu Amrizal ingi sekali memiliki penghasilan lain dengan cara berdagang ,namun keterbatasan modal menjadi kendalanya.Sebab jika dia sudah tua dan tidak punya penghasilan lain tentu dia harus tetap berusaha untuk menghidupi keluargannya sedangkan dia tidak memiliki keahlian lain yang bisa diandalkannya .
Walinagari Kapuh Ezman didampingi Kaur Pembangunan Doni Prima Mengungkapkan kondisi rumah Amrizal memang sudah tidak layak huni. Karena sebagian bangunan banyak yang lapuk bahkan atap rumahnya telah banyak telah bolong bolong sehingga ketika hujan air mengenangi dalam rumah.Dan listrik juga menumpang dirumah sebelah
" Kita telah sering mengajukan proposal terkait rumah Amrizal agar bisa dibantu di bedah rumah mulai dari rpogram nasional hingga kabupaten namun belum ada realisasinya segera. Kedepannya kita juga upayakan meminta bantuan ke BAZ agar bisa dibantu untuk di bedah karena kondisi rumahnya yang sudah tak layak huni" ujarnya
Tercatat jumlah Kepala Keluarga (KK ) di Kenagarian Kapuh sekitar 2300 KK dengan jumlah penduduknya 6058 jiwa dan jumlah KK miskin sekitar 1000 KK danrumah tidak layak huni sebanyak 113 Unit. (07)