Fishing Tournamen sudah empat tahun belakangan rutin digelar. Semenjak awal, pelaksanaannya berjalan lancar dan sukses. Begitu pula hendaknya dengan tournamen 2014 ini. Secara kolektif berkabupaten, kegiatan ini memiliki muatan yang sarat dengan pengenalan daerah.
Ya, artinya bagi Pessel kegiatan tahunan dan masuk kalender pariwisata ini akan bermanfaat untuk mempromosikan potensi dan kekayaan laut Pessel ke daerah luar. Dengan datangnya peserta dari berbagai provinsi, maka kekayaan dan potensi laut Pesisir Selatan semakin dikenal di luar. Agenda tahunan ini selain untuk menguji nyali dan kemampuan para pemancing juga sangat bermanfaat bagi pengenalan Pessel dimata nasional dan bahkan internasional.
Laut Pessel tidak hanya mengandung ikan, akan tetapi tersimpan potensi wisata baharinya. Pessel miliki Carocok, Kawasan Mandeh, Pulau Cubadak dan lainnya. Semuanya belum tergarap maksimal. Pesisir Selatan memiliki potensi lestari perikanan laut mencapai 100 ribu ton pertahun. Namun potensi itu tidak sebanding dengan kemampuan tangkap nelayan setempat dan kalah bersaing dengan peralatan nelayan luar daerah. Potensi besar dan lemahnya kemampuan tangkap menyebabkan nelayan setempat sulit hidup sejahtera.
Pessel baru bisa menggarap seperempat dari potensi lestari perikanan laut tersebut. Ada sejumlah persoalan mendasar yang dihadapi Pesisir Selatan selama ini sehingga produksi perikanan tangkap hanya rata rata 25 ribu ton setahun.Misalnya masih rendahanya sumber daya manusia masyarakat yang bergerak disektor perikanan laut, sehingga sulit menjangkau dan mengikuti perkembangan tekhnologi perikanan. Sementara nelayan luar yang menangkap ikan di laut Pessel memiliki SDM relatif bagus dengan peralatan tangkap lebih baik.Nelayan Pessel masih ada yang menangkap ikan dengan peralatan sederhana, misalnya menggunakan sampan dayung dan jaring ala kadarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Perikanan Pessel Yoski W menyebutkan, produksi ikan tangkap di daerah itu bisa berfluktuatif. Hal ini dapat dilihat melalui hasil tangkapan pertahun. Pada tahun 2005 produksi ikan sekitar 24 ribu ton, tahun 2006 sebanyak 26 ribu ton, 2007,hingga 2009 sekitar 25 ribu ton. Tahun ini diperkirakan paling banyak sekitar 29 ribu ton
Pembangunan perikanan Pesisir Selatan pada beberapa tahun lalu memang pernah mengalami masa - masa transisi. Misalnya terjadinya penurunan produksi perikanan laut, terutama untuk nelayan dengan alat tangkap tradisional.
Namun menurutnya, setelah mengalami masa transisi, Pesisir Selatan telah berupaya untuk mengembalikan, paling tidak keposisi normal, dimana produksi perikanan bisa normal kembali.
Misalnya terjadinya penurunan armada dan alat tangkap dari tahun ketahun. Lima tahun lalu berdasarkan catatan Dinas Kelautan jumlah armada penangkapan sekiatar 2.392 unit berupa mesin tonda, kapal payang, dan perahu dengan menggunakan mesin. Namun kini berkisar sekitar 1900-an. "Ini berpengaruh terhadap produksi ikan di perairan Pesisir Selatan," ujarnya.
Untuk itu menurutnya, pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan semenjak rentang waktu 2007 sampai sekarang mencoba melakukan upaya intervensi dengan membantu nelayan dengan mesin long tail.
"Dari pantauan kita, sejumlah nelayan yang telah dibantu dengan peralatan telah menunjukan perkembangan posisitf. Selaian hasil tangkap memadai, mesin ini bisa dikembangkan untuk nelaya lainnya. Namun jika dibandingkan dengan potensi lestari ikan di sini memang masih jauh dari harapan," ujarnya lagi.