Sebagai Walinagari di Kenagarian Ampang Pulai Kecamatan Koto XI Tarusan Efridinal harus mampu menyelesaikan setiap permasalahan yang ada di Nagari ,mulai dari masalah masyarakat hingga masalah bencana alam yang mengancam pemukiman masyarakat .
Efridinal lahir di Ampang Pulai 4 April 1978 dilantik menjadi Walinagari Simpang Ampang Pulai 4 Mei 2015, dari awal tidak memiliki niat untuk menjadi Walinagari,namun karena permintaan beberapa masyarakat dan keinginan untuk mengabdi kenagari dibuatkan tekatnya mencalonkan diri sebagai calon walinagari. Dan terbukti dia ikut berkompetensi menjadi walinagari dan ternyata keinginan warga itu terwujud ,Efridinal terpilih menjadi walinagari di kenagarian Simpang Ampang Pulai perolehan suaranya mendominasi.
Maka ketika menjadi walinagari Eridinal harus memikul semua permasalahan yang telah ada di nagari itu sebelum dan setelah dia menjadi walinagari. "Ketika menjadi walinagari permasalah permasalah yang selama ini sudah ada dan menahun harus diselesaikan dan menjadi tanggungjawab kita sebagai walinagari dan saya harus memiliki kemampuan untuk bisa menyelesaikannya," ujarnya
Sebelum menjadi Walinagari ayah tiga orang anak ini memiliki visi dan misi ingin melaksanakan pembangunan secara merata hingga kepelosok pelosok daerah, menghidupkan kembali kesenian dan budaya yang ada di Kenagarian yang selama ini telah mati hingga berusaha mengubah pola pikir masyarakat kearah yang lebih baik.
Untuk membuktikan dan mewujudkan visi dan misinya tersebut Efridinal bersama dengan perangkat nagari menyusun program program pembangunan untuk kepentingan masyarakat, salah satunya adalah membangun beberapa unit jalan usaha tani baik itu di sekitar Tambang Simpang,sekitar Kambeh, pembangunan drainase hingga pembangunan pembangunan jalan jalan pendukung lainnya.
Sedangkan dalam bidang pemberdayaan suami Febri Suriani ini juga mengiatkan dilaksanakan di Kenagarian dengan tujuan agar masyarakat bisa mengubah pola pikir kearah lebih baik, terutama dalam hal menyambut wisatawan dengan menghidupkan kembali sanggar sangar seni yang sebelumnya mati suri dan memberikan pembinaan berupa dukungan berkembangnya sangar seni tersebut.
Beberapa kegiatan pelatihan pelatihan sering dilakukannya dengan bekerjasama dengan pihak lain,seperti pelatihan pembuatan cendera mata untuk wisatawan,pelatihan sadar hukum,pelatihan KB untuk calon pengantin,ibu hamil serta membentuk beberapa kelompok sadar wisata (Ekowisata) dan kegiatan keagamaan lainnya .
Efridinal menjelaskan Kenagarian Simpang Ampang Pulai memiliki Kawasan Wisata Pantai Batu Kalang, sebuah kawasan penyangah Kawasan Mandeh .Untuk menjadi tuan rumah yang baik maka penataan kawasan dilakukannya agar wisatawan yang datang kekawasan ini bisa nyaman dan kembali kelokasi ini kembali.
Menurutnya penataan yang dilakukan adalah menata warung warung yang ingin berjualan disekitar pantai,menata harga makanan,tarif pakir hingga melakukan beberapa pembangunan sarana dan prasarana disekitar kawasan wisata seperti pembangunan WC dirumah masyarakat pinggiran pantai yang selama ini mengunakan pingiran pantai sebagai WC dengan memanfaatkan program Sekaya maritim sebanyak 50 unit WC telah dibangun, hingga pembangunan Mushala dikawasan Pantai Batu Kalang.
Namun Kawasan Batu Kalang diterpa bencana Abrasi, keindahan kawasan ini terusik, bahkan badan jalan telah ambruk kelaut, untuk memperbaiki kawasan ini sediakala dan aman dari ancaman abrasi dana yang dimiliki nagari tidak cukup, sebab memperbaiki semua itu membutuhkan biaya besar.
"Sangat besar harapan agar segera dilakukan pengangunglngan agar kawasan ini bisa kembali menjadi kawasan andalan nagari untuk meningkatkan kesejateraan masyarakat," ujarnya Jiwa kepemimpin Efridinal ini di pelajarinya dari pengalamannya bergabung dalam beberapa organisasi kemasyarakatan seperti remaja mesjid hingga menjadi anggota partai politik.
Bahkan sebelum menjadi Walinagari Efridinal pernah menjabat sebagai kepala kampung beberapa tahun. Tak mudah memang, banya tantangan dan hambatan yang ditemukannya di lapangan, terkadang niat baik yang dilakukannya tidak sepenuhnya diterima baik pula oleh masyarakat, terkadang banyak pandangan dan pemikiran negatif dilayangkan kepadanya , namun eridinal mengangap semua itu biasa saja,dan berusaha memberikan pemahaman secara perlahan kepada masyarakat bahwa yang dilakukannya itu adalah untuk kepentingan masyarakat.
Dan Efridinal menjadi kuat karena keluarganya mendukungnya untuk bisa berbuat terbaik untuk nagari Dalam menyelesaikan masalah dalam nagari Efridinal menyelesaikannya melalui perdekatan yang persuasif lama kelamaan permasalahan ini bisa diselesakan dengan baik, lama kelamaan pola pikir masyarakat mulai berubah dan mau mengubah pola pikir mereka tersebut.
Kendati untuk menyelesaikan semua itu banyak tantangan yang harus dihadapinya diantaranya di marahi warga karena terlalu ikut campur pada urusan mereka. Mengungkapkan dia memiliki misi untuk nagarinya yaitu Terwujudnya Nagari yang maju, sejahtera bermoral agama dan berbudaya .
Karena itulah dia gencar menghidupkan kegiatan keagamaan,sosial terutama mengolah potensi yang dimiliki oleh nagarinya. Nagari Simpang Ampang Pulai memiliki jumlah penduduk 4578 jiwa, 1124 Kepala Keluarga dan jumlah masyarakat miskinnya adalah 250 KK dan rumah tidak layak huni yang ada di nagari ini sekitar 70 rumah. Dengan mata pencarian masyarakatnya 80 persen adalah nelayan .
Untuk membantu masyarakat miskin yang ada di nagari ini maka pihaknya telah melakukan pendataan dan giat meminta bantuan ke pemerinta Kabupaten hingga pemerintah pusat untuk bisa membantu keluarga miskin disamping juga mengunakan dana nagari untuk membantu masyarakat tersebut. Setelah menjadi walinagari ada kepuasan tersendiri dirasakannya, terutamak ketika melaksanakan pembangunan didaerah yang sudah hampir 20 tahun tidak tersentuh pembangunan dan sekarang daerah itu sudah memiliki jalan yang layak.Dia bertekat akan terus berbuat yang terbaik untuk nagari tanah kelahirannya tersebut.
"Akan tetapi kemajuan yang ingin diraihnya masih jauh dari harapan untuk bisa mencapai visi dan misi tersebut sangat diharapkan dukungan seluruh elemen masyarakat termasuk perantau termasuk Pemerintah sendiri, karena bagaimanapun hebatnya seseorang dia tidak akan mampu berbuat kalau tidak ada dukungan dari masyarakat ",Akhirnya.
Penulis:
Elfi Mahyuni, S.H