Debus Kesenian Anak Nagari Yang Sudah Diambang Senja (Artikel)

21 Apr 2017 850 x Dibaca

Debus Kesenian Anak Nagari Yang Sudah Diambang Senja (Artikel)

Kesenian tradisional debus yang dulunya merupakan kebanggan dan andalan bagi anak nagari termasuk di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), sekarang sudah mulai hilang.

Kondisi itu akibat dari semakin rendah dan kurangnya kepedulian masyarakat terutama dari kalangan remaja untuk mempelajari dan mendalami kesenian tradisional yang menjadi kebanggan di masa lalu itu.

Ketua sanggar Kesenian Debus Painan Timur Teluk Betung Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sabarudin mengatakan kepada pesisirselatan.go,id Jumat (21/4) bahwa rendahnya minat masyarakat dan kepedulian pemerintah terhadap seni tradisional, menjadi penyebab beberapa kesenian tradisional di daerah itu akan hilang ditelan zaman.

"Kekuatiran ini juga akan terjadi pada kesenian tradisional debus. Sebab untuk Pessel, grub kesenian debus yang masih tetap bertahan hingga saat ini hanyalah grub kesenian debus Nagari Painan Timur Teluk Betung. Tapi kondisinya juga sudah diambang senja karena tidak adanya peminat dari kalangan remaja untuk belajar," katanya.

Agar pemerintah daerah (Pemda), dan masyarakat Pessel tahu bahwa grub kesenian debus masih ada yang bertahan hingga saat ini, sehingga dia bersama anggota group binaan ikut berpartisipasi tampil di pentas utama Festival langkisau di Pantai Carocok Senin (17/4) lalu.  

"Kami dari grub kesenian debus Nagari Painan Timur Teluk Betung, sengaja ikut berpartisipasi tampil pada pagelaran malam seni budaya di pentas utama Festival langkisau ini. Tujuanya agar pemerintah daerah dan masyarakat tahu, bahwa di daerah ini masih ada kesenian debus yang masih tetap bertahan," katanya.

Walau demikian, dia merasa kuatir sanggar atau grub binaanya itu akan habis dan hilang seiring perkembangan zaman.

Sebab selain tidak ada pembinaan dari pemerintah melalui instansi terkait, peminat dari kalangan remaja juga tidak ada.

"Yang ikut tampil pada malam Sumarak Pesisir pada Senin (17/4) malam lalu itu, adalah mereka yang berumur di atas 50 tahun. Kalaupun ada yang dibawah 40 tahun, itu pun hanya sebanyak tiga orang saja. Jika kepedulian pemerintah melalui pembinaan tidak ada, maka dikuatirkan kesenian debus ini akan hilang. Sebab ilmu debus ini tidak bisa diterima begitu saja, tapi harus melalui proses pengajian yang panjang melalui guru," ungkapnya.

Dijelaskanya bahwa dalam melakukan atraksi, para pemain debus ditusuk dengan menggunakan besi yang runcing serta juga dengan pisau yang tajam. Atraksi itu hanya bisa dilakukan dalam keadaan khusuk dengan melantunkan ayat-ayat Alquran.

"Karena guru atau pawang yang memiliki ilmu atau pengajian debus ini sudah tua-tua.  Sehingga kesempatan atau peluang untuk mempelajari ilmu debus sudah sangat terbatas.  Dari itu saya menghimbau, marilah para generasi muda untuk belajar, agar kesenian taradisi ini tidak hanya tinggal kenangan," ujarnya.

Lebih jauh dijelaskan bahwa dia bersama anggota lainya itu mulai belajar ilmu debus sejak umur 12 tahun. Karena belajar dari sejak kecil, sehingga apa yang dipelajari tetap tersimpan hingga saat ini.

"Ilmu debus ini berasal dari Aceh, kemudian turun ke Pariaman dan akhirnya sampai ke Pessel. Di Pariaman kesenian debus ini juga sudah mulai Punah," keluhnya.

Wali Nagari Painan Timur Kecamatan IV Jurai, Zukrizal Chan ketika dihubungi mengatakan bahwa di daerah itu satu-satunya grup kesenian debus yang masih bertahan adalah yang terdapat di nagarinya.

"Grup Debus binaan Bapak Sabarudin ini, merupakan satu-satunya grup kesenian tradisional yang masih tetap bertahan di Kecamatan IV Jurai, bahkan bisa dikatakan di Pessel," katanya.

Karena kesenian itu memiliki daya tarik dan juga dapat sebagai penunjang pariwisata, sehingga pihaknya di nagari bersama Badan Musyawarah (Bamus) akan melakukan pembinaan melalui pembiayaan nagari.

" Ini akan kita usulkan nantinya melalui musyawarah bersama masyarakat dan Bamus. Sebab bila dalam melakukan pembinaan ditunjuang dengan anggaran, kesienian tradisional ini akan bisa tetap bertahan. Walau demikian, kita tetap berharap ini mendapat perhatian dari pemerintah daerah melalui instansi terkait," ujarnya.

Sedangkan sekretaris daerah (Sekda) Pessel, Erizon ketika dihubungi juga mengatakan bahwa Pemda Pessel melalui pihak terkait akan terus mendorong masyarakat agar tetap melestarikan berbagai kesenian tradisional yang masih ada untuk terus bertahan.  

" Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui berbagai iven yang dilombakan dan ditampilkan pada Festival langkisau, demikian juga dengan kesenian tradisional debus, yang memang menjadi kebanggan masyarakat Pessel," ujarnya.

Disampaikanya bahwa pihaknya melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat, akan mengimpentarisir sangar-sangar atau grub-grub kesenian yang masih tetap bertahan di daerah itu.

" Sebab seni tradisional itu merupakan kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat secara turun temurun. Karena kehadiranya akan memberikan nilai tambah yang besar terhadap dunia kepariwisataan, maka perlu dipertahankan dan juga perhatian," timpalnya. (05)

Penulis: Yoni Syafrizal
Berikan Reaksi Anda:

Komentar

Belum ada komentar.

Share :

Kategori

Please enter your name.
Please enter a valid email.
Please write a comment.