Dabiruddin (63) warga Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan adalah sosok yang saat ini berhasil menemukan terobosan dalam membuat teknologi tepat guna (TTG) berbagai mesin olah produksi perkebunan. Diantara mesin yang telah dibuatnya adalah mesin pabrik kelapa sawit mini, mesin pembuat briket tempurung dan alat pengupas pinang. Khusus pabrik kelapa sawit mini diharapnya bisa berkembang di daerah itu untuk meningkatkan pendapatan petani sawit.
Pensiunan TNI AD dengan pangkat terakhir Sersan Mayor ini sebelumnya telah melakukan berbagai uji coba untuk menghasilkan mesin pengolah sawit mini. Keinginan besar yang ada di lubuk hantinya untuk membuat sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat begitu besar.
Ide pembuatan pabrik mini ini menurutnya muncul tahun lalu tepatnya Bulan Ramadhan 1435 H saat melihat hasil perkebunan petani tidak dibeli maksimal oleh pedagang dan Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Hatinya terenyuh saat petani hanya bisa mengurut dada akibat sawit dibeli dengan harga murah. Dengan bekal ilmu dari Sekolah Teknik Mesin (STM) yang dimilikinya, dia beranikan membuat terobosan.
"Saya amat sadar, luasnya lahan perkebuan sawit rakyat sehingga produksinya tidak tertapung oleh pabrik perusahaan-perusahaan yang notabenenya telah memiliki lahan perkebunan sendiri untuk menjamin ketersediaan bahan baku mereka," katanya.
Hal inilah yang membuat hasil panen petani di nomor duakan sehingga banyak petani merugi karena hasil panen mereka tidak tertampung lagi. Para petani membutuhkan lebih banyak lagi PKS terutama PKS mini untuk segera mengolah hasil panen kebun mereka.
"Alhamdulillah saya berhasil dan telah memproduksi sekitar 80 ton CPO semenjak pabrik beroperasi. Belakangan pabrik saya ini memang terhenti karena banyaknya kegiatan pameran yang saya ikuti di luar daerah. Produksi CPO yang saya olah saya jual ke Padang," katanya.
Alhasil, pabrik mini yang berdiri di lahan miliknya mencengangkan. Pabriknya mampu mengolah 500 Kg tandan buah segar (TBS) perjam. "Saya mengolah TBS di kebun dan juga masyarakat yang ingin mengolah sawitnya di pabrik mini saya," kata Suami Midarni (59) di pabriknya.
Dijelaskan Dabiruddin, pengolahan dengan menggunakan pabrik mini ini jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan TBS dijual langsung ke toke atau pedagang. Pabrik mini buatannya sanggup melayani produksi lahan 100 hektare. "Setiap satu ton TBS memberikan keuntungan sebesar Rp1 juta. Jika dibandingkan harga TBS sekarang yang hanya dibeli pedagang Rp700 perkilogram atau Rp700.000 per ton, maka dengan mengolah di pabrik mini satu ton TBS setara dengan Rp1,7 juta perton," katanya.
Dikatakannya, biaya pembuatan pabrik mini pengolah kelapa sawit ini satu set sekitar Rp400 juta di luar gudang. Seluruh komponen (kecuali mesin penggerak) dapat dibuatnya sendiri denga peralatan yan sudah tersedia dibengkelnya. Beberapa komponen dari PKS mini ini yang harus dibiayai adalah, satu unit boiler kapasitas 500 kg uap/jam, satu unit sterilizer kapasitas 1 ton tandan buah segar (TBS) per jam, satu unit mesin penebah /threser.
"Kemudian satu unit fruit elevator, satu unit digester, satu unit screw press mini kapasitas 1 ton TBS/jam, satu unit sand trap, satu unit Vibrating Screen, satu unit crude oil tank c/w pump, satu unit tangki klarifikasi, satu unit tangki penampung CPO, satu unit cake breaker confeyor, satu unit fiber separator, satu unit nut confeyor c/w nut bin,satu unit ripple mill kapasitas 500 kg biji/jam, satu unit genset 80 KVA, atu paket instalasi listrik dan satu paket piping dan valves," jelasnya.
Dikatakannya, secara teori pabrik kelapa sawit mini merupakan salah satu teknologi alternatif pengolahan kelapa sawit dengan kapasitas 0,5-1,5 ton TBS/jam. PKS mini dirancang khusus untuk perkebunan kelapa sawit dengan luas 160-500 ha. PKS mini hanya memerlukan tenaga kerja 6 orang/shift termasuk pengawas dan tenaga teknik, memanfaatkan cangkang dan tandan kosong sebagai bahan bakar, sangat mudah dioprasikan dan hanya memerlukan lahan seluas 2.500 s/d 15000 m2 dengan bangunan sederhana seluas 250 m2 . "
Rancangan PKS mini cukup sederhana sehingga pemeliharaanya mudah dan dapat di lakukan oleh teknisi dengan kualifikasi STM. Berikut ini estimasi biaya investasi pembangunan pabrik kepala sawit mini dengan kapasitas sesuai dengan luas lahan perkebunan dan tonase yang dihasilkan. Harga miniplant pengolah TBS kelapa sawit menjadi CPO (mesin, bangunan, biaya pengiriman dan instalasi tidak termasuk perijinan) dibutuhkan biaya mulai dari 1,25 Miliar untuk kapasitas 500 kg/jam.
Mesin karya Dabiruddin ini kini menjadi salah satu andalan TTG Pemkab Kabupaten Pesisir Selatan. Kepala BPM setempat Mawardi Roska menyebutkan, Dabiruddin telah memangkan pameran TTG. "Terakhir Dabiruddin akan ikut perlombaan TTG di Aceh," katanya.
Asa dari Tempurung Kelapa dan Kelapa Sawit
Ketika mesin pabrik mini kelapa sawit Dabiruddin berproduksi, maka muncul limbah ikutan dari pengolahan tandan buah segar (TBS) jadi coconut palm oil (CPO). Salah satunya adalah cangkang atau tempurung dari kelapa sawit. Begitu pula limbah dari pengolahan minyak goreng dari kelapa juga cukup besar.
Otak encer milik Dabiruddin kemudian menemukan gagasan dan ide baru mengolah limbah tersebut. Ia membuat mesin dan alat pengolah tempurung kelapa sawit maupun kelapa biasa menjadi benda barang berguna. Itulah briket, bahan bakar yang kemudian diketahuinya amat laris di Timur Tengah dan negara tetangga lainnya.
"Arang tempurung kelapa ataupun kelapa sawit sampai kapanpun akan dibutuhkan, karena salah satu alternatif penghasil energi yang ramah lingkungan. Konsumen dalam maupun laur negeri sangat prefer terhadap produk briket tempurung tersebut," kata Dabiruddin.
Dabiruddin menjelaskan peralatan pembuat briket kelapa sebetulnya sangat sederhana. Untuk membuat briket tempurung kelapa ada beberapa hal yang perlu disiapkan, antara lain bahan baku, alat dan mesin proses dan ilmu atau teknik membuat briket tempurung kelapa. "Bahan baku terdiri dari arang kelapa, arang kelapa sawit, tepung kanji dan air. Untuk membuat arang, ada beberapa proses antara lain dengan cara pembakaran melalui drum tertutup. Pembakaran drum tertutup asap dapat dibuang keluar," katanya.
Selanjutnya, untuk membuat briket, dapat dilakukan secara manual maupun otomatis, untuk membantu memperlancar proses produksi, mesin otomatis lah yang biasaya dipilih. Alat dan mesinnya antara lain, mesin penepung arang, mesin pencampur adonan, mesin pencetak briket dan oven briket.
Proses pembuatan briket terdiri dari pengarangan tempurung kelapa dengan cara pengarangan manual melalui tong kemudian (dibakar) dan ditutup hingga hanya ada sedikit ventilasi pada tong arang tersebut. Atau dengan cara proses pirolisis, dimana tempurung dimasukkan ke dalam tangki pirolisis dalam keadaan tertutup, kemudian asap dikondensasikan hingga dapat asap cair.
"Kemudian penepungan arang yang dihasilkan melalui pembakaran manual atau pirolisis kemudian ditepung menggunakan diskmill. Pencampuran media, tepung tempurung kelapa yang telah disaring selanjutnya dicampur dengan lem kanji. Pada saat pencampuran ditambah dengan lem kanji sebanyak 2,5 % dari tepung tempurung kelapa," jelasnya.
Lalu lanjut pada pencetakan briket arang. Setelah bahan-bahan tersebut dicampur secara merata, selanjutnya dimasukkan ke dalam cetakan briket dan kemudian dilakukan pengovenan maupun penjemuran. "Dengan demikian briket sudah selesai.
Peralatan miliknya mampu memproduksi sekitar 500 kg briket satu hari. Untuk pemasaran, hingga saat ini ia masih mengandalkan Badan Pemberdayaan Masyarakat Nagari Kabupaten Pesisir Selatan. Meski demikian dari informasi pasar yang ada, pasar Timur Tengah sangat menantang dan terbuka untuk digarap.
Selain itu, Dabiruddin saat ini juga memberikan bimbingan kepada masyarakat cara membuat minyak goreng dan alat pengupas kulit pinang. Khusus alat pengupas kulit pinang telah ada yang membelinya.
Terakhir menurut Dabiruddin, hari - hari tuanya akan terus diisinya dengan berkarya dan memberikan ilmu kepada generasi muda. "Pesisir Selatan punya potens besar, tinggal bagaimana generasi mudanya mau membuat terobosan. Jangan berpangku tangan, namun berbuatlah, maka peluang akan terbuka lebar," tutupnya.