Akronim Painan Telah Berubah

01 May 2015 757 x Dibaca

Painan adalah sebuah nagari adat yang memiliki wilayah teritorial berupa dataran sempit. Ke barat berbatas laut, utara berbatas Salido, ke timur TNKS dan Selatan Batang Kapas. Dataran itu nyaris 80 persen terkungkung bukit diantaranya Bukit Langkisau, Bukit Baling Baling dan lain-lain.

Menurut cerita yang berkembang, wilayahnya yang sempit itu dulunya menyebabkan pertanian, peternakan dan perkebunan tidak bisa berkembang dengan baik. Teluknya yang indah belum bisa tergarap maksimal. Dengan segala keterbatasan nagari itu, kehidupan ekonomi warga memang serba tanggung dan sulit. Warga dari nagari lain yang merantau ke sana juga merasakan sulitnya penghidupan. Lalu kemudian ada sebutan lama yang sering terdengar bahwa Painan itu adalah akronim dari "Paik Nian".

Setelah Pesisir Selatab mekar dari Kabupaten Pesisir Selatan Kerinci, maka nagari mungil ini bermetamorfosa menjadi Ibu Kabupaten Pesisir Selatan. Tentu selain tempatnya yang strategis, alasan dipilihnya Painan sebagai Ibu Kota Kabupaten salah satunya supaya kawasan itu berkembang lebih baik. Di masa-masa awal Painan jadi pusat kabupaten, kesulitan masih dirasakan warga.

Lalu lewat perjalanan panjang dan melelahkan, pembangunan oleh pemerintah secara bertahap dilaksanakan. Pembangunan infrastruktur, peningkatan kapasitas masyarakat kemudian telah membuka peluang untuk berkembangnya sektor-sektor yang selama ini belum tergarap. Pada era kepemimpinan Bupati Darizal Basir sejumlah potensi mulai diusahakan untuk berkembang, salah satunya sektor pariwisata.

Wajah Kota Painan kemudian dipercantik, akses ke kawasan wisata Carocoj dibuka. Tahun 2002 dimulai sebuah ajang alek Pasisie yang diberi nama Festival Langkisau. Tiap tahun kegiatan ini diselenggarakan dan dievaluasi dengan satu tujuan wisata daerah ini dikenal dan dikunjungi orang.

Tahun 2015 ini Festival Langkisau (FL) sudah memasuki umur ke XIII. Ada kejutan besar pada festival kali ini. Rupanya angka kunjungan ke objek wisata Carocok di luar dugaan. Tiket masuk ke objek wisata tersohor tersebut setiap hari rata-rata terjual hingga 17.000 lembar, hal itu terjadi semenjak pembukaan FL XIII tanggal 15 April hingga penutupan 21 April 2015.

Festival telah memberikan dampak langsung terhadap pendapatan daerah melalui penjualan tiket masuk ke Pantai Carocok. Festival menjadi daya tarik pelancong untuk datang ke Pessel dan kemudian datang ke objek wisata.

Hari Sabtu (18/4) hingga Selasa (21/4) dimasa festival itu penjualan justeru berada pada 16.000 sampai 20.000 lembar. Puncak kunjungan menang terjadi hari Minggu (19/4) yang mendekati angka 20.000 lembar.

Dibandingkan dengan FL XII lalu rata-rata kunjungan hanya sekitar 8.000, sementara kini naik nyaris 100 persen. Diperkirakannya, tahun 2015 PAD sektor pariwisata bisa di atas Rp25 milyar, estimasi itu diambil berdasarkan sejumlah agenda dan moment besar yang dihadapi Pessel.

Ini sebuah bukti akronim Painan adalah Paik Nian telah herubah menjadi Paling Indah, Aman dan Nyaman. Pessel kini sudah jadi tujuan wisata bagi masyarakat Sumbar dan provinsi lain.

Meski demikian, Pemkab Pessel tidak berhenti sampai disitu saja. Untuk pengembangan wisata ke depan, Pemkab Pessel segera tuntaskan pembangunan reklamasi Pantai Carocok di bagian selatan untuk selajutnya membangun jembatan layang ke Batu Tembak. Reklamasi itu selain bertujuan untuk mempercantik objek wisata Carocok juga untuk menjawab persoalan parkir yang kurang memadai selama masa libur Lebaran tahun lalu. Selanjutnya untuk rekalamasi termasuk pembangunan fasilitas dan pengelolaan pariwisata, Pessel ajak Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) untuk bekerja sama.

Lanjutan reklamasi Carocok diarahkan ke Painan Selatan dengan tujuan dapat segera membangun jembatan layang ke Kawasan Batu Tembak. Dasar penambahan kawasan reklamasi itu adalah lahan parkir yang masih terbatas di sekitar Carocok. Selama ini sejumlah pengunjung memang mengeluh akan sarana parkir di objek itu.

Daya tampung parkir kendaraan yang ada saat ini hanya sekitar 6.000 kendaraan roda empat. Sementara selama libur Lebaran kemarin, jumlah kendaraan yang masuk kesana mencapai 10.000 lebih. Ini menyebabkan lahan yang seharusnya untuk jalan terpakai untuk parkir. Dimasa akan datang tentu akan terjadi peningkatan yang lebih besar dan membutuhkan areal parkir luas.

Proyek reklamasi telah dimulai semenjak tahun 2012 lalu saat adanya Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) Expo dan disatukan dengan kegiatan Festival Langkisau. Dana reklamasi berasal dari pemerintah pusat dan APBD Pessel. Lahan itu kini telah dapat dipergunakan untuk berbagai kegiatan dan pertunjukkan besar selain untuk arena parkir.

Penulis: MsrPd - Administrator
Berikan Reaksi Anda:

Komentar

Belum ada komentar.

Share :

Kategori

Please enter your name.
Please enter a valid email.
Please write a comment.